Keluarga BD Santri yang Meninggal Akibat Dikeroyok, Akan Menempuh Jalur Hukum Guna Mengungkap Kematianya

Keluarga BD Santri yang Meninggal Akibat Dikeroyok, Akan Menempuh Jalur Hukum Guna Mengungkap Kematianya
0 Komentar

sumedangeskpres – Keluarga BD santri Pondok Pesantren Modern Daar El-Qolam yang meninggal akibat dikeroyok, tidak dapat membenamkan kesedihannya.

Karena, santri tersebut malah dikeroyok oleh santri lainnya sampai meninggal dunia, yang seharunya membawa ilmu agama serta diharapkan menjadi generasi yang berguna untuk dakwah Islam.

Maka dari itu, keluarga BD santri yang meninggal akibat dikeroyok akan menempuh jalur hukum

Baca Juga:Banjir Hantam Kalimantan, Ribuan Rumah TerendamAkhirnya Mabes Polri Bicara tentang Pengakuan Bharada Eliezer Tembak Brigadir Joshua Diperintahkan oleh Atasannya

Karena, alasan dari keluarga nya santri berumur 15 tahun yang meninggal akibat dikeroyok sangat tidak wajar.

“Intinya kami dari pihak keluarga tidak menerima keluarga kami sampai meninggal dunia dengan tidak wajar,” kata Lini yang mengaku sebagai tante korban, Senin (8/8/2022) dikutip dari fin.co.id.

Usia dianiaya oleh para santri-santri yang sedang bergegas masuk pondok, keponakannya itu meninggal, kata dia.

Bermula kejadian penganiyaan tersebut terjadi saat korban telah bangun pagi sampai didatangi oleh teman-temannya.

“Posisi korban bermula di kamar mandi untuk bergegas masuk pondok. Seketika teman satu asrama pondok pesantren menghampiri korban untuk melakukan tindakan pengeroyokan,” ungkapnya.

“Saat itu korban sedang telanjang di dalam kamar mandi,” imbuhnya

Menurut dia, bukti pengeroyokan tersebut dia lihat badan korban yang penuh dengan bekas tonjokan yang menonjol di bagian perutnya.

Lini juga mengatakan, dari keterangan para santri, pelaku yang berasa dari wilayah Serang, Banten tersebut, kerap memukuli tetangganya.

Baca Juga:Ternyata Ini Identitas 3 Tersangka Tewasnya Brigadir Joshua yang Dibocorkan oleh Mahfud MDBerkahir Isi Bensin, Mobil Seharga Rp 860 Juta Hangus Terbakar

Hingga akhirnya, pelaku dititipkan oleh orang tuanya untuk menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Daar El-Qolam.

“Itu kata teman-teman satu kelasnya pelaku sering memukuli orang pas masih berada di kediamannya di Serang,” ucapnya.

Dia juga menyebut aksi kekerasan di Ponpes Daar El-Qolam sudah sering terjadi.

Bahkan, menurut Lini, anak temannya ada yang terkena gangguan mental dan sering sakit-sakitan setelah pulang dari ponpes.

Padahal sebelumnya, anak tersebut baik-baik saja dalam keadaan normal.

“Dia mengalami perubahan seperti tidak waras dan tidak bisa diajak bicara. Lantaran digebukin oleh para santri di pondok pesantren,” tandasnya. (Pkl2/Nina)

Sumber: radarcirebon.disway.id

0 Komentar