sumedang, DARMARAJA – Tidak adanya pawai arak-arakan pada momen HUT Kemerdekaan RI yang sudah sudah berlangsung lama, dirindukan masyarakat Darmaraja.
Untuk kesekian kalinya momen pesta rakyat ini digelar dengan sederhana. Apalagi dua tahun ke belakang pada saat pandemi covid 19 melanda, Indonesia upacara bendera juga digelar virtual.
Momen arak-arakan pada hari kemerdekaan menjadi budaya yang khas mengisi rangkaian kegiatan HUT Kemerdekaan RI. Momen tersebut sangat dinantikan masyarakat luas.
Baca Juga:Puskesmas Rancakalong Lakukan Screening Gratis, Deteksi Dini Faktor Resiko PenyakitSMKN 1 Sumedang Gelar Expo Nesas Open House 2022
“Arak-arakan di momen hari kemerdekaan memang selalu jadi agenda yang dinantikan masyarakat. Namun, semenjak pandemi covid 19 melanda di tahun 2020, suasana itu hilang. Jujur saya merindukan moment itu,” kata salah satu tokoh masyarakat Darmaraja, Suharyana, Rabu (17/8).
Pada momen pesta rakyat dengan menggelar arak-arakan atau biasa disebut pawai pembangunan, punya fungsi untuk menampilkan produk-produk unggulan dari tiap-tiap desa. Serta, mengukur seberapa tinggi kreasi masyarakat.
“Biasanya dari tiap-tiap desa menampilkan kreasi dan produk-produk unggulannya. Momen itu menjadi salah satu upaya mengenalkan keunggulan antar desa yang satu dengan desa yang lainnya,” kata dia.
Dia menyebutkan, satu hari menjelang pawai pembangunan, masyarakat di setiap desa sibuk berkreasi dan mengasah kreatifitasnya untuk menampilkan yang terbaik pada momen pawai pembangunan.
“Jadi biasanya ada momen dimana masyarakat berlomba mengasah kreatifitasnya untuk berkreasi menciptakan hal yang unik,” jelasnya.
Dalam hal ini, masyarakat memahami kondisi saat ini, meski pandemi covid 19 sudah melandai, khususnya di Kabupaten Sumedang, tapi kondisi perekonomian masyarakat belum pulih. Untuk gelaran pesta rakyat butuh biaya yang cukup besar.
“Mungkin salah satu faktor tidak adanya arak-arakan karena kondisi perekonomian masyarakat belum kembali stabil,” tutupnya. (eri)