sumedang, KOTA – MAN 2 Sumedang belum menerapkan seutuhnya Kurikulum Merdeka. Seperti disampaikan Plt Kepala MAN 2 Sumedang Drs Suwarno melalui Wakasek Bidang Kurikulum Drs Mamat Rohimat MPd kepada Sumeks, Senin (22/8).
“Kita di MAN 2 Sumedang baru menggunakan kurikulum merdeka secara mandiri. Artinya, kontennya kita masih menggunakan kurikulum 2013 dengan KMA 184-183 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) 3637, patokannya ke sana. Jadi belum seutuhnya menggunakan kurikulum Merdeka sesuai dengan Intruksi Kemendikbud,” katanya.
Mamat beralasan belum diterapkannya Kurikulum Merdeka secara utuh di sekolahnya. Pertama, di madrasah aliyah tersebut belum ada Surat Keputusan (SK) karena Kurikulum terkait projek di Kementrian Agama (Kemenag) tidak semua sekolah menggunakan, baru beberapa sekolah yang sudah di SK kan untuk menggunakan Kurikulum 2013 sebelum Kurikulum Merdeka.
Baca Juga:Sumedang Masih Aman Dari Cacar MonyetPengembangan Wirausaha Baru Mandiri Mahasiswa (WIBAWA) di Era Digital
“Kebetulan di Kita MAN 2 Sumedang belum memiliki SK penggunaan Kurikulum Merdeka tersebut,” katanya.
Diakui, tetapi pada kenyataannya dalam pembelajaran sehari-hari di MAN 2 Sumedang sudah menerapkan rambu-rambu seperti Kurikulum Merdeka. Misalnya dalam projeknya tapi kontennya belum.
“Jadi bisa dikatakan masih dikolaburasikan setengah-setengah. Setengah kita masih konten kurikulum 2013 dengan Peraturan Mentri (Permen) dan Keputusan Mentri Agama (KMA), tapi nuansa-nuansa seperti untuk penugasan itu sudah menggunakan kurikulum Merdeka pada projeknya,” jelasnya.
Dikatakan, MAN 2 Sumedang sudah menggunakan projek walaupun tidak utuh sepenuhnya seperti yang diintruksikan Pemerintah. “Mudah-mudahan untuk tahun depan, kita sudah siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka,” katanya.
Dikatakan, untuk program pembelajaran di Kemenag, cikal bakal untuk kurikulum Merdeka sudah lama ada, dari KMA 183-184. Dimana, di MAN 2 Sumedang sudah mengarah ke Kurikulum Merdeka, salah satu contohnya dari sebaran kurikulum, muatan kurikulumnya dari mata pelajarannya. “Kita diberi keleluasaan untuk menambah jam pelajaran, 6 jam pelajaran di muatan lokal. Itu salah satu cikal bakal Kurikulum Merdeka. Kita di Madrasah Aliyah itu bisa mencapai 53 sampai 57 jam tatap muka perminggunya. Dan, yang 6 jamnya itu masuk ke muatan lokal kita bisa merdeka memilih untuk menambah 6 jam. Jadi itu yang menjadi cikal bakal Kurikulum Merdeka, dimana di Madrasah Aliyah sudah diterapkan pada KMA tahun 2018 dari Kemenag,” katanya.