Kedok Atrok Kesenian Khas Sumedang

Kedok Atrok Kesenian Khas Sumedang
Seni Kedok Atrok (KEGGA KEGGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Kedok Atrok adalah sebuah tari kreasi yang diciptakan seniman asal Sumedang.

Sebut saja Deden Indrawan, pria pituin Sumedang yang menciptakan seni tersebut.

Bahkan, dia Berkecimpung dalam dunia kesenian, sejak dibentuk kelompok seni Kedok Atrok  pada tahun 1989.

Baca Juga:Ramarayo Tawarkan DP MenarikTuris Mancanegara Tonton Adat Ngalaksa

Tahun 1990-1991, ia bergabung di Komunitas Teater Bulungan Jakarta untuk menimba pengalamannya.

“Gagasan lahirnya kedok (topeng) tersebut merupakan pengembangan dari tokoh Rahwana (Sang Hyang Rancasan) dalam versi cerita Sunda. Kedok artinya topeng dan atrok berarti berkelana, yakni tarian tak beraturan yang dalam bahasa Sunda disebut dengan istilah ngatrok,” kata Deden Indrawan kepada Sumeks, Senin (22/8).

Seni ini, kata Deden, mulai diperkenalkan tahun 1992 secara perdana di Kabupaten Sumedang pada sebuah kegiatan event besar. Tari tersebut pernah dikolaborasikan dengan komunitas seni Teja (Teater Jalanan) pimpinan S. Priayadi di Jogjakarta tahun 2003.

“Bengkel Seni Absurd pada tahun 1992. Bengkel Seni Absurd berawal dari sebuah grup teater di Kabupaten Sumedang yang beranggotakan beberapa orang,” ujarnya.

Bengkel Seni Absurd mempunyai konsep Bureramustra (Budaya teater musik perupa dan sastra).

“Selain fokus pada kesenian, Bengkel Seni Absurd sering terlibat pada kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.

Adapun pemaknaan jenis tarian ini berdasarkan kearifan lokal dan legenda-legenda yang berkembang di masyarakat Sumedang.

Baca Juga:Halaman Sekolah SMP Bina Harapan Jatigede Harus Segera DiperbaikiLKS Tidak Dipakai, Guru Harus Kreatif

“Sosok Rahwana digambarkan sebagai sosok menyeramkan. Namun dalam tarian Kedok Atrok tersebut, tokoh Rahwana disampaikan sebagai pesan kritik sosial atas perusakan alam,” sambungnya.

Untuk pendukung musik kesenian tersebut, menggunakan material hasil-hasil dari alam, baik seni musik mau pun kostum yang dipakainya.

” Alat-alat seni musik pengiring tersebut, terdiri dari gamelan batu, songsong tamiang, didgeridoo dan dogdog,” imbuhnya.

Kedok Atrok juga di dukung oleh tarian ronggeng centring manik sebagai sosok gambaran seorang wanita yang disebut indung buana dengan tarian ular.

“Kostum Rahwana pun dihiasi dari benda alam antara lain bubuay (kembang hoe/rotan), buah hoe, akar karamay (untuk rambut rahwana), topeng dibuat dari jenis kayu kisereh dan tembaga-kulit kayu-batu untuk asesoris gelang,” katanya.

0 Komentar