Jadi korbam Tary ini janji mau mengembalikan baju tersebut Selasa 23 Agustus 2022. Namun saat itu, Maihen menghubungi bersangkutan tapi tidak bisa. Bahkan hingga Kamis juga tidak ada respon.
“Karena baju itu banyak yang nak makai. Jadi aku katakan ke Maihen, bagaimana kalau kita datang ke rumah Tary,” ceritanya.
Kemudian sampai di lokasi, di depan ruko Tary Salon, cerita Rita, melihat pintu roling door ruko tersebut terbuka, sekitar tiga jari. Lalu Tari dan Maihen membuka pintu, sambil memanggil korban. Tapi tidak ada jawaban dari dalam rumah.
Baca Juga:Kolaborasi Jabar – Bali Bangkitkan Perekonomian PascapandemiPolres Majalengka Tangkap 9 Tersangka Sindikat Narkoba, AKBP Edwin Affandi: Mari Selamatkan Generasi Muda
Kemudian keduanya masuk ke dalam ruko satu lantai tersebut, sambil manggil-manggil. Kedua saksi ini tidak menemukan apa-apa. Tapi melihat banyak lalat hijau yang keluar dan berterbangan.
“Jadi pirasat kami sudah kurang baik. Jadi kami keluar. Di luar ada dua anak yang sedang bermain. Sambil menceritakan ke warga sekitar,” katanya.
“Kemudian bersama Ketua RT, pemilik kontrakan ruko kami masuk lagi mengecek. Di dalam baru ditemukan jasad korban, tertutup kain merah, dan tersembunyi di belakang papan atau kepengan pelaminan,” katanya.
Sekilas, lanjutnya tidak kelihatan. Tapi ada seperti darah yang mengalir di sekitar kepingan pelaminan tersebut, sehingga dibuka baru kelihatan.
“Kami serahkan ke RT untuk melapor polisi. Selebihnya kami tidak tahu lagi,” mata Rita.
Pemilik kontrakan ruko, Bagus Harles mengatakan korban sudah sejak tiga tahun terakhir menyewa di ruko miliknya tersebut.
“Selama itu pula korban buka usaha salon, rias pengantin, sewa pelaminan, baju pengantin dan sebagainya,” ceritanya.
Nah awal tahun 2022 ini, korban sempat pindah sebentar.
Baca Juga:Meminimalisir Ruang Gerak Peredaran Rokok IlegalAngka Dispensasi Nikah Rendah
“Katanya ada tempat geratis di daerah Temam. Tapi ruko tersebut masih sewaan dia. Kunci masih dipegang oleh dia, barangnya masih ada dan juga sesekali dia datang kesini mengecek,” katanya.
Lalu sekitar bulan Juni lalu, dia kembali tinggal di ruko (TKP) tersebut. Kebetulan tidak jauh dari rumahnya. “Kak aku nak ngulang lagi ke situ. Ya aku katakan, ya silakan. Kan barang juga masih ada,” katanya.
Dia menceritakan, sudah lama sudah tidak bertemu dengan korban. Karena sering tinggal di kebun duren. Kurang lebih dua bulan terakhir ini.