sumedangekspres, KOTA – Terkait adanya pergantian Ketua Umum PPP Sukarso Monoarfa, Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum tidak banyak berkomentar.
Uu yang merupakan Kader PPP tidak banyak berbicara saat dijumpai sejumlah wartawan di Sumedang. Dia hanya mengatakan pergantian itu wajar.
“Maka digantikanlah satu dengan yang lainnya,” singkat Uu kepada awak media.
Baca Juga:HMI Sumedang Minta Dewan Bolos Rapat Harus DiumumkanAirlangga: Presiden Instruksikan PSN Rampung Sebelum 2024
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani membenarkan Suharso Monoarfa telah diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PPP.
Sebagai gantinya Mardiono diangkat menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP.
Mardiono merupakan Ketua Majelis Pertimbangan PPP.
Menurut Arsul, Mardiono diangkat sebagai Plt Ketua Umum PPP untuk menguatkan konsolidasi partai.
Keputusan diambil dalam musyawarah kerja nasional (mukernas) PPP yang digelar baru-baru ini.
“Mukernas merupakan forum permusyawaratan partai tertinggi kedua setelah muktamar,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/9).
Menurut Arsul, pergantian itu merupakan reorganisasi dan revitalisasi fungsi jabatan kader partai maupun kader partai yang menjabat di eksternal.
“Pergantian hanya untuk ketua umum,” ucapnya.
Arsul menegaskan telah dilakukan komunikasi dengan Suharso Monoarfa sebelum pergantian ketua umum dalam mukernas.
Karena itu, dia menyebut proses pergantian sudah sesuai dengan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART).
Baca Juga:Camp Area dan Argo Wisata Leweung Tiis MenjanjikanKasus Ijazah Tertahan Jadi Perhatian Yayasan
“Ini bukan perpecahan, karena Mardiono dan Suharso adalah dua orang sahabat,” katanya.
Suharso lebih lanjut mengatakan keputusan mukernas hanya membagi tugas antara Suharso dan Mardiono.
Suharso diharapkan lebih maksimal lagi membantu presiden sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas.
Arsul lantas bercerita masa sebelum pelaksanaan Muktamar IX PPP 2020 lalu, dimana terdapat sejumlah kandidat yang ingin mencalonkan diri.
Ketika itu jabatan ketua secara aklamasi diberikan kepada Suharso, karena berada di kabinet.
Harapan dalam Muktamar kata Arsul, agar komunikasi dengan pusat-pusat kekuasaan dan partai lain lancar disertai konsolidasi tetap lancar.
“Memang komunikasi dengan eksternal partai lancar, tetapi kami tidak bisa maksimal dalam konsolidasi internal partai,” katanya.