Camp Area dan Argo Wisata Leweung Tiis Menjanjikan

Camp Area dan Argo Wisata Leweung Tiis Menjanjikan
Kepala Desa Trunamanggala Hendrik Herdiana saat ditemui Sumeks di Camp Area Agro Wisata Leweung Tiis, Selasa (6/9) (ACHMAD SOFA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, CIMALAKA – Potensi objek wisata Leweung Tiis di Desa Trunamanggala Kecamatan Cimalaka menawarkan wisata Camp Area dan Argo wisata yang sangat menjanjikan.

Dengan view alam pegunungan yang cukup indah, terletak di Desa Trunamanggala kurang lebih 5 KM dari Kantor Kecamatan Cimalaka dan 4 KM dari pusat kota Sumedang terbilang cukup strategia. Wisata ini sendiri sudah diresmikan dan dibuka pada tanggal 21 Agustus 2022 oleh Camat Cimalaka Drs Taufik Hidayat Slamet MSi.

Kepala Desa Trunamanggala Hendrik Herdiana mengatakan awal dibukanya objek Wisata camp Area dan Argo wisata Leweung Tiis ini terinspirasi dari hobinya offroad motor dan mobil.

Baca Juga:Kasus Ijazah Tertahan Jadi Perhatian YayasanMari Sukseskan Tahapan Pemilu Dengan Hati Tenang dan Senang

“Awal terinspirasi membuka Camp Area dan Agro Wisata Leweung tiis  dari hobi saya offroad motor dan mobil. Awalnya sebelum ada akses jalan Leweung Tiis, kita pakai offroad motor dan mobil. Setelah kami sampai di puncak, ternyata viewnya itu memang cukup bagus dan menja jikan untuk dijadikan objek Wisata. Dimana, di puncak Leweung Tiis itu bila malam hari kita bisa melihat jelas kota Sumedang dan sekelilingnya,” katanya kepada Sumeks, Selasa (6/9).

Tadinya, lanjut Hendrik, tanah tersebut tidak produktif karena tidak ada akses jalan. Dari situ mulailah dibenahi. “Kita buka akses jalan sendiri dengan mobil, sampai 3 kali awal membuka dengan mobil. Dari situ saya mulai memiliki gagasan untuk membuka Wisata Camp Area,” jelasnya.

Sebelumnya, kata dia, pihaknya memusyawarahkan dengan  Kelompok Tani dan Kelompok Pemuda Tani membahas tentang gagasan membuka akses jalan untuk wisata Camp Area dan Argo wisata di Leweung Tiis tersebut.

“Dari situ saya mendapat dukungan dan dorongan dari warga yang antusias untuk membuka akses jalan agar bisa dilalui mobil biasa, bukan jalur offroad lagi. Dari situ mulai kita kerja bakti dengan masyarakat. Karena medannya cukup terjal, maka waktu itu kami sampai menggunakan alat berat,” katanya.

Hendrik juga menjelaskan setelah akses jalan terbuka keseluruhan, pihaknya mulai mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pariwisata.

“Alhamdulillah setelah dibuka akses jalan waktu itu, turun anggaran dari Dinas Pariwisata untuk pengecoran dengan lebar 2,80 M dan panjang 150 M. Di situ awalnya kami membuka infrastruktur jalan yang kami lanjutkan dengan anggaran Dana Desa,” terangnya.

0 Komentar