Kisah Bidan Honorer Berdampingan dengan Paraji, SICANTIK Kawal Ibu Hamil Hingga Melahirkan di Ambulans

Kisah Bidan Honorer Berdampingan dengan Paraji, SICANTIK Kawal Ibu Hamil Hingga Melahirkan di Ambulans
Bidan Desa Kutamandiri Hanin Supianti AMd Keb saat memeriksa balita di klinik desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, baru-baru ini (ENGKOS KOSWARA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, TANJUNGSARI – Bidan Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari di lingkungan UPTD Puskesmas (PKM) Margajaya memiliki inovasi ‘Selamatkan Ibu Ciptakan Anak Sehat di Kutamandiri’ disingkat SICANTIK.

SICANTIK ini mengawal ibu hamil hingga punya anak usia balita. Hal itu disampaikan Bidan Desa Kutamandiri Hanin Supianti A.Md. Keb di PKM Margajaya, belum lama ini.

Bidan Hanin tergabung di Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sumedang. Organisasi profesi tersebut yang secara berkesinambungan melakukan berbagai upaya terobosan atau inovasi untuk memperkuat organisasi IBI. Salah satu terobosan bidan yang masih berstatus Honorer itu yakni SICANTIK.

Baca Juga:Rutilahu Jatinunggal Perlu BantuanBPN Sumedang Sayangkan Adanya Ekspresi Berlebihan, Seyogyanya Dilakukan Secara Baik-baik

Hanin mengakui, melalui pelayanan dan pengabdian profesi kepada masyarakat berharap bisa meningkatkan citra bidan, membangun kesehatan pada umumnya, kesehatan ibu dan anak pada khususnya.

Selain itu, bidan desa ini respek terhadap pembangunan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan Ibu dan bayi, serta menjadi sahabat seorang perempuan. Hal itu guna menjaga hubungan baik dengan pasiennya untuk jangka waktu lama.

“Bidan itu sebuah pekerjaan yang berat dengan tanggung jawab yang besar. Dan, Bidan akan menjadi sebuah cerita dalam kehidupan perempuan,” ungkapnya.

Menurutnya, bidan itu merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan, dan memiliki kewenangan memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi.

Bidan terus menggali kompetensi dan peningkatan kemampuan, serta terus memfasilitasi kegiatan pengembangan keahlian dan keilmuan para bidan, sesuai dengan perkembangan aktual, guna mewujudkan profesionalitas bidan Indonesia.

“Saat ada ibu hamil yang akan melahirkan, kader juga ikut membantu dalam penanganan saat bidan desa punya tugas,” ucapnya.

Meski demikian, kata Hanin, terkadang ibu yang akan melahirkan masih di dampingi dukun beranak dengan istilah Sunda adalah Paraji. Artinya bidan sama paraji masih berdampingan dalam penanganan ibu hamil hingga melahirkan untuk memastikan kesehatanya hingga bayi berusia lima tahun (Balita).

Baca Juga:Peringati Hari Jadinya yang ke 39, Momen Majukan Desa Jatisari Gerebek Kos-kosan, Tiga Pasangan Mahasiswa Diamankan Petugas

Sebagai bidan tentunya satu berkewajiban jika seorang ibu akan melahirkan, bahkan sampai merujuk ibu hamil ke rumah sakit jika tidak bisa tertangani di klinik desa.

0 Komentar