Tuti menjelaskan, dalam proses suksesnya pembuatan kostum- kostum tersebut, pertama didukung dan dirangsang oleh para guru.
“Kemudian, mereka juga menggunakan sistem transformasi digital. Mereka browsing ke dalam YouTube yang kemudian mereka membuat desainnya sesuai dengan tema yang diusung mereka. Seperti pembuatan kostum burung garuda dan lainya,” katanya.
Dikatakan, untuk transformasi digital di SMPN 2 Sumedang para guru segala sesuatunya dilakukan menggunakan akun dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud). Dimana akun ini digunakan secara optimal.
Baca Juga:Stok Darah PMI Sumedang Aman, Permintaan Golongan A dan AB Meningkat3 Tipe Samsung Ramai di Masyarakat
“Jadi segala upaya terkait informasi apapun kita selalu di drive bersama. Hal itu untuk memudahkan apabila ada bagian part-part tertentu yang harus dikerjakan, kami kerjakan secara bersama karena adanya drive memudahkan untuk pendokumentasian, pengolahan data database dan lain sebagainya,” sambung Tuti.
Tuti mengatakan, untuk penggunaan HP bagi para siswa di SMPN 2 Sumedang tidak dilarang, tapi tetap membatasinya. Artinya, HP hanya dimanfaatkan untuk proses pembelajaran saja. Ketika pembelajaran tidak perlu menggunakan, maka HP para siswa dikumpulkan.
“Hal ini bertujuan supaya mereka lebih fokus untuk belajar, jadi tidak terganggu dengan hal-hal yang negatif yang bersumber dari HP. Intinya di SMPN 2 Sumedang, siswa tidak dilarang untuk membawa HP karena dari HP itu juga ada sisi positifnya. Dan, sekarangkan kita di era digital jadi dalam segala kegiatan itu kita tidak bisa terlepas dari HP,” pungkasnya. (ahm)