Cadas Pangeran Perlu Perlakuan Khusus, Untuk Cegah Bencana

Cadas Pangeran Perlu Perlakuan Khusus, Untuk Cegah Bencana
Pemandangan di wilayah Cadas Pangeran memiliki keindahan. Namun, di sisi lain bencana selalu mengintai warga yang melintas (KEGGA KEGGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Jalan Nasional Cirebon Bandung qdi kawasan Cadas Pangeran perlu perhatian dan pengawasan khusus. Hal itu untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih parah.

Secara umum, Sumedang itu relief geografinya pegunungan dan perbukitan. Maka, resiko bencana terbanyak adalah longsor dan pergerakan tanah.

“Secara umum Sumedang itu memang banyak potensi bencana longsor. Karena, kita berada di wilayah pegunungan dan perbukitan,” kata Sekretaris Komisi 3 DPRD Kabupaten Sumedang, Iwan Nugraha kepada Sumeks, Selasa (1/11).

Baca Juga:Cadas Pangeran Masuk Zona Merah BencanaCadas Pangeran Masuk Kawasan Wisata Alam, Sejarah Besar Terukir 

Kondisi itu hampir merata berpotensi di setiap kecamatan, termasuk diantaranya area Cadas Pangeran.

Dia menilai, jalan tersebut unik. Sebab, satu sisi mempunyai aspek historis yang sangat kental bahkan jika dikemas bisa menjadi destinasi wisata, akan tetapi di sisi lain memiliki potensi besar bencana longsor.

“Cadas pangeran ini punya view keindahan alam yang cukup khas, tak heran banyak warga dari luar daerah yang memilih beristirahat di area tersebut. Tetapi, ancaman longsor selalu mengintai setiap saat,” katanya.

Selain itu, sampai saat ini jalan tersebut masih merupakan satu-satunya akses jalan penghubung Sumedang-Bandung. Pasalnya, sampai saat ini tol Cisumdawu trase 2 masih belum beroperasi. Sehingga, kejadian bencana di Cadas Pangeran berpotensi memutus akses kendaraan Sumedang-Bandung.

“Kejadian seperti itu sudah sering terjadi. Bahkan yang terparah tahun 93-an perbaikannya sampai memutus akses hampir 2 tahun. Makanya, kejadian seperti ini harus sudah menjadi perhatian utama,” katanya.

Hal yang terpenting, dia menilai Pemda Sumedang harus segera mendorong jalan Tol Cisumdawu ruas 2 beroperasi dan membuat regulasi untuk kendaraan bertonasi besar sudah jangan lagi lewat Cadas Pangeran.

“Saya yakin kejadian kemarin itu jatuhnya batu-batu besar bukan curah hujan penyebab utamanya. Tetapi, karena getaran dari armada yang over tonase,” terangnya.

Baca Juga:Tidak Ditemukan Kasus Gagal Ginjal di SumedangKomitmen Pemdaprov Jabar-PLN Hadirkan Lingkungan Bersih dari TPPAS Legok Nangka

Harusnya, jalan Cadas Pangeran ini secara rutin diperiksa berapa pergerakan turun tanahnya. Karena kalau terus dibiarkan seperti itu, bukan hanya longsoran batu, resikonya jalan tersebut bisa ambrol lagi seperti tahun 90 an. (eri)

0 Komentar