Wujudkan Rumah tanpa Rokok, Pemprov Jabar Ajak Lindungi Kesehatan Keluarga

Wujudkan Rumah tanpa Rokok, Pemprov Jabar Ajak Lindungi Kesehatan Keluarga
Seorang wanita mematahkan rokok saat mensosialisasikan Hari tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 30 Mei (ist)
0 Komentar

 

“Tanpa kita sadari, asap rokok ini meninggalkan bekas. Racun berbahaya yang ada di dalam rokok dan kandungannya, menempel di baju. Sehingga bisa terhirup siapa saja yang ada di dekatnya. Ini yang menyebabkan mereka menjadi perokok pasif,” ujarnya.

*70 Zat Rokok Sebabkan Kanker*

Berdasarkan rilis World Health Organization (WHO) pada 2020, rokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1.2 juta sisanya merupakan perokok pasif.

Hal ini tak mengherankan. Pasalnya, dalam sebatang rokok, terkandung lebih dari 7.000 bahan kimia dengan 250 di antaranya membahayakan kesehatan. Dari 250 zat berbahaya tersebut, sejumlah 70 zat diketahui dapat menyebabkan kanker.

Baca Juga:Mengapa Air Bisa Terlambat Mengalir ke Pelanggan Perumda Tirta Medal Sumedang? Berikut PenjelasannyaForum Anak Sumedang Tandang, Jamin Tumbuh Kembang

Besarnya bahaya kandungan rokok bisa dilihat dari banyaknya senyawa yang ada di dalam asap rokok. Di dalam asapnya saja, setidaknya ada sekitar 5.000 senyawa berbeda dan sebagian bersifat racun bagi tubuh.

Kandungan rokok yang bersifat racun tersebut berpotensi merusak sel-sel tubuh. Selain itu, senyawa dalam asap rokok juga bersifat karsinogenik alias memicu kanker.

Di dalam rokok, terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang diketahui bersifat karsinogenik. Kandungan tersebut berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau.

Dikutip dari buku Ada Apa dengan Rokok yang diterbitkan Dinkes Jabar, kandungan rokok yang bersifat merusak tubuh amat banyak. Beberapa senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok meliputi 9 kandungan. Antara lain, karbon monoksida.

Salah satu kandungan rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang tidak memiliki rasa dan bau.

“Jika menghirup gas karbon monoksida terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan oksigen,” sebut dalam rilis di laman tersebut.

Kandungan lainnya yaitu nikotin yang memiliki efek candu. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan berbagai reaksi, termasuk efek menyenangkan dan menenangkan.

Baca Juga:Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Get in Action, Gerakan Dukungan Wujudkan Pengelolaan Sampah yang MenyeluruhSarana Wisata di Waduk Jatigede Lemah

Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, kemudian merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.

0 Komentar