sumedangekspres – Berikut review dari Film Keramat 2: Caruban Larang. Film ini melanjutkan keberagaman film horor yang tayang di bioskop Indonesia pada 2022.
Film Keramat 2: Caruban Larang adalah sekuel dari film Keramat (2007) yang merupakan film horor legendaris Indonesia.
Film ini menceritakan sekelompok anak muda yang berangkat dari Jakarta menuju Cirebon untuk tujuan yang beragam.
Baca Juga:Mengerikan! Ferdy Sambo Tertawa Usai Bunuh Brigadir J dan Lanjut Nongkrong Dengan AjudanViral! Ini Arti Sweater 3 Desember, Bikin Baper
Kelompok pemuda pemudi ini terdiri dari Arla (Arla Ailani), Ajil (Ajil Ditto), Ute (Lutesha), Jojo (Josephine Firmstone), Umay (Umay Shahab), Maura (Maura Gabriella), dan Keanu (Keanu Angelo).
Perjalanan yang mereka perkirakan akan penuh tawa berubah menjadi malapetaka saat kotak terlarang di sebuah padepokan tari bernama Caruban Larang dibuka. Malapetaka tersebut ditandai dengan tertabraknya kucing oleh mobil yang mereka tumpangi.
Bukan sekedar menghadirkan kembali mockumentary horor di Indonesia, film Keramat 2: Caruban Larang ini menggambarkan realita anak muda di negara yang masih lekat dengan kepercayaan mistis dan gaib.
Film Keramat 2: Caruban Larang menangkap fenomena soal generasi muda yang hidup di Indonesia, di mana budaya mistis dan gaib masih sangat kental.
Kemajuan teknologi membuat anak-anak muda meremehkan, bahkan menjadikan budaya mistis sebagai konten yang menjual.
Tak sedikit di kehidupan nyata, anak-anak muda melakukan hal-hal tidak senonoh terhadap kebudayaan Indonesia demi konten di media sosial.
Hal itu tergambarkan jelas pada film Keramat 2: Caruban Larang yang menceritakan anak-anak muda pembuat konten di YouTube yang rela mengundang bahaya demi kepentingan kanal YouTube mereka.
Baca Juga:Saritem, Lokalisasi Paling Sohor10 Daftar Makanan Khas Sumedang Paling Nikmat, Bikin Ngiler!
Selain masalah konten, jarak yang jauh antara anak muda dengan budaya mistis di Indonesia, terutama di pedalaman, membuat rasa hormat dan sopan santun yang selama ini diterapkan secara turun menurun pudar.
Percaya tidak percaya, masyarakat Indonesia kental dengan budaya “permisi” dan mematuhi mitos ketika berada di tempat baru atau tempat yang mistis.
Di film Keramat 2: Caruban Larang, anak-anak muda yang kini lebih logis meremehkan dan mengabaikan pentingnya menjaga sopan santun dan mematuhi larangan saat bertamu ke tempat yang baru.
Ketidakmampuan anak-anak muda untuk tetap menghargai akar budaya Indonesia yang mistis menjadi pemantik konflik dan bahaya utama dalam film ini.