sumedang , DARMARAJA – Masa tanam ketiga di tahun 2022, produksi padi lebih meningkat.
Dampak dari kemarau basah tahun ini, para petani tetap bisa mengelola lahan sawahnya karena debit air mencukupi untuk pengelolaannya.
Biasanya, pada masa tanam ketiga atau masa tanam pada musim kemarau, hanya sebagian kecil saja petani yang berani menanam padi. Hal itu dikarenakan petani tidak mau ambil resiko kerugian gagal panen karena kekeringan.
Baca Juga:Masuk Jalan Penghubung Dua Desa, Minim PJUJabar Luncurkan Mal Pelayanan Publik Digital
“Kalau musim kemarau, biasanya hanya petani yang memiliki lahan sawah di wilayah yang banyak terdapat air atau dekat dengan sumber mata air saja,” kata Penyuluh UPTD Ketahanan Pangan dan Pertanian wilayah Darmaraja, Dadan kepada Sumeks, baru-baru ini.
Namun, untuk tahun ini justru sebagian besar petani mengelola kembali lahan sawahnya. Pada bulan Agustus 2022 memang sempat ada kemarau, tapi sesekali turun hujan.
Oleh sebab itu, sebagian besar para petani menanami kembali lahan sawahnya, benar saja, kemarau tahun ini hujan tetap turun (kemarau basah).
“Beruntung bagi petani yang mengelola kembali lahan sawahnya, karena momentnya sangat mendukung,” katanya.
Dadan menerangkan, tanaman padi sangat cocok ditanam pada saat suhu udara panas atau banyak terpapar sinar matahari. Demikian pada masa tanam ketiga cuaca cukup panas tapi kebutuhan air tercukupi.
“Memang sangat cocok kalau menanam padi pada musim panas, asalkan kebutuhan airnya tercukupi,” ucapnya.
Dalam hal ini, tak heran jika ada peningkatan produksi padi. Karena, kondisi cuaca yang mendukung akan berimbas juga kepada meningkatnya produksi padi.
Baca Juga:Bentuk Tim Tangani Permasalahan Tol CisumdawuKendaraan Besar Keluar Masuk GTO Sumedang Kota, Kakorlantas Polri Cek Tol Cisumdawu
“Kalau pertumbuhan tanaman padinya bagus, tentu buah padinya juga akan bagus,” katanya. (eri)