Sejarah Uang Di Indonesia

Sejarah Uang Di Indonesia
Sejarah Uang Di Indonesia/istimewa.net
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Uang Di Indonesia sebelum masa kerajaan Hindu-Buddha, perdagangan di Nusantara telah menuntut penggunaan alat pembayaran yang bisa diterima secara umum sebagai pengganti sistem barter.

Mulanya alat pembayaran yang digunakan masih sangat sederhana, seperti di wilayah Irian yang memakai kulit kerang dengan jenis tertentu, lalu di wilayah Bengkulu dan Pekalongan yang memakai manik-manik, dan di wilayah Bekasi memakai belincung (semacam kapak batu) sebagai alat pembayaran pada saat itu.

Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, alat pembayaran tersebut mengalami kemajuan, terutama dari bahan dan desainnya. Di Jawa misalnya, alat pembayaran sudah terbuat dari logam.

Baca Juga:Chord Dan Lirik Lagu Pujaan Hati – Kangen BandKisah Mukzijat Nabi Daud As

Mata uang tertua dibuat sekitar awal abad ke-12, dari emas dan perak, yang disebut Krisnala (uang Ma) peninggalan kerajaan Jenggala. Sementara, di luar Jawa, kerajaan Buton meninggalkan uang Kampua yang beredar pada abad ke-9.

Kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha di Nusantara, seperti Sriwijaya dan Majapahit pada masa itu telah mempunyai mata uang sendiri. Sayangnya, uang peninggalan di masa Kerajaan Sriwijaya belum ditemukan.

Sedangkan Majapahit, meninggalkan uang Gobog yang terbuat dari tembaga, diperkirakan beredar pada abad ke-14 sampai ke-16. Selain sebagai alat pembayaran, uang ini juga banyak digunakan sebagai benda keramat.

Sejarah Uang Di Indonesia

Tahun 800-1600 menggunakan berbagai metode pembayaran

Bagaimana orang-orang di masa lalu bertransaksi rupanya, antara tahun 800 dan 1600 M transaksi dilakukan dengan koin emas dan perak. Koin pertama yang ditemukan di Indonesia berasal dari dinasti Sailendra yang diproduksi pada abad ke-9 hingga ke-12.

Selain menggunakan koin emas dan perak, untaian manik-manik juga digunakan sebagai alat tukar. Manik-manik ini diproduksi oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan menyebar ke pulau Jawa, Kalimantan hingga Indonesia bagian timur seperti Maluku.

Tidak hanya itu, pada akhir abad ke-13 Kerajaan Majapahit menyambut baik kedatangan para pedagang Cina dan menggunakan koin tembaga sebagai alat tukar pada masa itu.

Pada 1600-1942 digunakan mata uang kolonial Belanda

Lalu, apa yang terjadi ketika orang Eropa mulai berdatangan ke Indonesia? Mereka membawa koin emas dari Portugal dan Venesia, dolar perak dari Bolivia, Peru dan Meksiko yang merupakan koin perdagangan utama selama beberapa ratus tahun. Belakangan, Perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-17 mengimpor koin perak untuk membantu perdagangan pada masa itu.

0 Komentar