Kecuali komunitas Keuyeup Bodas termasuk kepiting dan makhluk-makhluk kecil lainnya , menentang rencana pembuatan bendungan raksasa tersebut. Sehingga menjadi sasaran kemarahan Raja Sungai yang sedang dimabuk asmara.
Buaya Putih berseru kepada seluruh panglimanya, agar membunuh Keuyeup Bodas dan seluruh pengikutnya, dengan mengerahkan ribuan pasukannya.
Namun tak satupun wadyabalad Keuyeup Bodas dapat ditangkap, rupanya sebelum pasukan Buaya Putih menyerbu, mereka sudah lebih dulu bersembunyi di tempat yang aman.
Baca Juga:Wisata alam Curug Gorobog Yang Tersembunyi Di SumedangMata Air Yang Terkenal Di Sumedang
Menganggap pasukan Keuyeup Bodas mengungsi ke tempat lain, maka dengan tenang wadyabalad Buaya Putih berbondong-bondong ke daerah Sanghyang Tikoro.
Disanalah mereka menyatukan kekuatan, kemudian menghancurkan tebing-tebing kiri dan kanan sungai. Sanghyang Tikoro longsor. Bongkahan batu dan tanah menutup aliran sungai terjadilah genangan air membanjiri area sawah dan ladang .
Melihat kejadian tersebut, Wadya balad Keuyeup Bodas gerah Keuyeup Bodas menyerukan kepada seluruh prajuritnya agar menjebolkan penyangga air, karena akan mengancam keselamatan manusia.
Seketika airpun surut, membuat Buaya Putih marah. Ia tahu gelagat buruk itu perbuatan Keuyeup Bodas, maka dengan geram ia menyerukan kepada seluruh pengikutnya agar menyerbu pasukan Keuyeup Bodas.
Seruan itu ditentang oleh panglima perangnya, karena membasmi Keuyeup Bodas bukan pekerjaan mudah. Menaklukan mereka harus dengan cara rékaperdaya (réka=akal, perdaya=sempurna). Dengan akal yang sempurna mereka akan bertekuk lutut.
Akhirnya Buaya Putih menyerukan damai. Tetapi seruan itu tidak ditanggapi oleh Keuyeup Bodas, membuat Buaya Putih marah besar. Akhirnya terjadilah pertarungan, Keuyeup Bodas berhasil diroboh kan.
Sejak saat itu Buaya Putih bersumpah, selama bernyawa tetap akan membendung walungan Cimanuk.
Baca Juga:Aliran Sungai Cimanuk Yang Melintas Di SumedangKesenian Khas Sumedang Songah Citengah
“Seandainya aku mati, rohku akan masuk ke dalam hati penguasa negara dan suatu saat orang-orang bule akan berdatangan di Cinambo, mereka adalah wakil-wakilku yang akan membendung sungai Cimanuk.”
Keuyeup Bodas menimpalinya, “Silakan, asal bisa!”, jawabannya pendek, membuat Buaya Putih murka. Pada saat hendak membunuh tiba-tiba Keuyeup Bodas berganti wujud menjadi gumpalan cahaya putih melesat ke angkasa.