Makna Sejarah Situs Jatigede Sumedang

Situs Jatigede Sumedang
Situs Jatigede Sumedang
0 Komentar

sejarah yang akurat.

Pada kedua situs tersebut juga terdapat sejumlah makam dengan tokoh yang dimakamkannya disebut dalem.

Makam dalem juga terdapatdi Situs Tanjungsari dan Pasir Limus keberadaan sejumlah makam dalem, merupakan data yang menunjukkan bahwa daerah Jatigede adalah salah satu tempat pemakaman bupati, karena dalem adalah sebutan untuk bupati tempo dulu (abad ke-17 hingga awal abad ke20). Hal itu diperkuat pula oleh adanya makam Raden Aria Sutadinata di Situs Gagak Sangkur, Dusun Sundulan, Desa Padajaya, Kecamatan Wado.

Aria adalah salah satu gelar tradisional yang berkaitan dengan kedudukan/jabatan bupati tempo dulu. Gelar Aria digunakan oleh bupati paling tidak sampai dengan zaman pemerintahan Hindia Belanda (1808-
1942).

Baca Juga:Beredar Penangkapan Gibran Oleh KPK Apakah HoaksMitos Pembangunan Waduk Cirata

Data sejarah lainnya adalah batu nisan bertulisan Arab gundul (Pegon) dan Jawa, berangka tahun 1835, 1878, 1890 dan lain-lain.

Beberapa situs lainnya terdapat pula makam dengan tokoh yang dimakamkannya disebut embah, eyang, buyut, haji, dan kuwu. Misal, makam Embah Janggot Jaya Perkosa di Situs Nangkod, Dusun Nangkod, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja; makam Eyang Dipawangsa di Situs Pasir Limus, Kampung Pasir Limus, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja;
makam Embah Buyut Mandor, makam keramat di Dusun Ciwangi, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja; makam Eyang
Haji Abdul Saka di Situs Nangewer, Dusun Nangewer, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja, dan lain-lain. Keberadaan makam Eyang Haji Abdul Saka merupakan data yang memperkuat, bahwa makam makam di situs-situs tersebut adalah makam Islam.

Selain itu terdapat pula makam dengan nama-nama tokoh. Berdasarkan namanya, tokoh-tokoh itu diduga adalah tokoh penting di lingkungan kerajaan dan masyarakat. Makam Kuwu Manten di Situs Lontong, Dusun Lontong, Desa jemah, Kecamatan Jatigede, mengindikasikan bahwa tokoh yang dimakamkan adalah pejabat pemerintahan desa.

Dulu, kuwu adalah sebutan untuk kepala desa di daerah Jawa Barat, khususnya di Priangan.

 

0 Komentar