Makna Sejarah Situs Jatigede Sumedang

Situs Jatigede Sumedang
Situs Jatigede Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres – Situs Jatigede Sumedang Keberadaan situs-situs di daerah Jatigede dan sekitarnya, tentu tidak dapat dipisahkan dari zaman-zaman yang dilalui oleh masyarakat di daerah itu.

Data kesejarahan mengenai daerah itu berikut data situsnya mengindikasikan, bahwa Jatigede dan sekitarnya menjadi daerah pemukiman penduduk sejak zaman prasejarah, paling tidak sejak zaman megalitikum.

Situs Jatigede Sumedang Hal itu berarti pemukiman tersebut sudah berusia sangat tua. Data tentang situs-situs tersebut, ditunjang oleh sumber tradisional dan cerita rakyat, memiliki arti penting sebagai bahan pengetahuan sejarah lokal Sumedang, khususnya bagi masyarakat daerah setempat. Hal itu disebabkan peninggalan manusia dari tiga zaman yang berkesinambungan, yaitu: zaman prasejarah, zaman kerajaan (Hindu dan Islam), dan zaman awal perkembangan kabupaten.

Baca Juga:Beredar Penangkapan Gibran Oleh KPK Apakah HoaksMitos Pembangunan Waduk Cirata

Data situs dan informasi dalam cerita rakyat yang menyangkut sejarah lokal Sumedang adalah data mengenai pemerintahan Kerajaan Tembong Agung, masuk dan berkembangnya agama Islam di daerah Darmaraja dan sekitarnya, data yang menyangkut Kerajaan Sumedang Larang, data menyangkut Kabupaten Sumedang masa pemerintahan Pangeran Kornel (Pangeran Kusumadinata), dan
lain-lain.

Bila di daerah tersebut memang benar pernah eksis Kerajaan Tembong Agung dengan pusat pemerintahan di Darmaraja2, berarti kerajaan itu adalah kerajaan kecil bawahan Kerajaan Sunda (runtuh tahun 1579/1580).

Situs Jatigede Sumedang Hal itu berarti daerah Darmaraja dan sekitarnya, merupakan daerah yang memiliki kedudukan penting dalam pemerintahan kerajaan yang kemudian berlanjut dengan pemerintahan kabupaten, yakni Kabupaten Sumedang.

Kabupaten ini berdiri sejak tahun 1620, bukan sejak tahun 1578, seperti diberitakan dalam beberapa sumber. Bila hal ini dihubungkan dengan keberadaan sejumlah makam dalem di beberapa situs, boleh jadi makam itu adalah makam sebagian bupati Sumedang abad ke-18 hingga abad ke-19.

Keberadaan beberapa batu nisan yang berangka tahun 1835, 1878, 1890 dan lain-lain di Situs Tanjungsari Kecamatan Darmaraja, mengandung arti makam-makam Islam itu mulai ada ketika Sumedang sudah berkedudukan sebagai kabupaten di bawah penjajahan Belanda.

Angka-angka tahun itu penting artinya untuk melacak peristiwa atau situasi dan kondisi daerah yang bersangkutan pada sekitar tahun-tahun tersebut.

0 Komentar