Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pendidikan Melalui Organisasi Penggerak

Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pendidikan Melalui Organisasi Penggerak.
Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pendidikan Melalui Organisasi Penggerak. Sumber : Kemdikbud.go.id
0 Komentar

sumedangekspres – Kemendikbudristek menyelenggarakan Program Organisasi Penggerak (POP), guna meningkatkan mutu pendidikan. Ketua Program dari EQUIC Indonesia yakni Zamhari, menceritakan perubahan kondisi pembelajaran di sekolah, setelah berjalannya organisasi penggerak.

Kemendikbudristek melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan. Kondisi sekolah yang awalnya tidak memiliki program literasi, dan perpustakaan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kini secara sukarela dan gotong royong telah memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik untuk mendukung pembelajaran peserta didik.

“Kami tidak memberikan dana kepada sekolah, namun yang menjadi nilai tambah adalah mereka secara sukarela mengimplementasikan program pendukung tanpa meminta dana kepada yayasan. Mereka melibatkan orang tua sebagai suatu paguyuban. Ini adalah hal yang luar biasa. Awalnya yang tidak mengerti sama sekali, kemudian secara bertahap mengikuti program pelatihan peningkatan mutu satuan pendidikan yang kami selenggarakan,” tutur Zamhari.

Baca Juga:Apakah Praktik Data TikTok Berbeda Dari Perusahaan Lain ?Larangan TikTok di AS Menyinggung Perlindungan Data Pribadi

Meskipun terjadi pergantian kepala sekolah, kepala sekolah yang baru secara terbuka mau melanjutkan program yang telah ada sebelumnya, sehingga terbentuklah kesinambungan. Ketika kondisi pembelajaran di sekolah sudah semakin baik, sekolah mengundang keterlibatan institusi di sekitarnya untuk belajar bersama tentang literasi. Terutama bagi sekolah yang tidak menjadi sasaran POP.

Zamhari mengatakan bahwa perubahan penting lain yang ia rasakan selama melakukan pelatihan adalah perubahan pola pikir. Berkat metode pendekatan yang tepat dan bertahap, guru maupun kepala sekolah bisa mendapatkan pemahaman tentang literasi, numerasi dan pengembangan kompetensi.

“Mereka mampu memunculkan gagasan-gagasan baru yang bisa diterapkan dalam program sekolah. Misalnya, dulu tidak ada pembiasaan untuk membaca, dan perpustakaan tidak berfungsi. Setelah pelatihan, mereka tergerak untuk menyusun program dan berkomitmen dalam melaksanakannya ketika mengajar di kelas,” ucap Zamhari.

Zamhari menyebut salah satu sekolah yang telah menunjukkan perubahan positif tersebut adalah SD Negeri 1 Pujon Lor, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Menurutnya, sekolah ini memiliki sumber daya dan telah mengenal kompetensi yang dimilikinya.

0 Komentar