sumedangekspres – Warga Jepang, tepatnya di Kota Saitama, saat ini digegerkan oleh penemuan bangkai kucing tanpa kepala dan kaki pada Minggu, 26 Februari 2023 pagi lalu.
Sementara, jeroannya ditemukan berceceran tak jauh dari lokasi bangkai kucing dikubur.
Kasus mutilasi kucing ini merupakan peristiwa kedua setelah beberapa pekan sebelumnya di daerah tersebut.
Saat itu, polisi setempat menemukan rahang kucing digantung menggunakan tali di sebuah taman bermain anak.
Kejadian ini menyebabkan kepanikan massal di lingkungan sekitar.
Baca Juga:Alasan Lee Soo Man Pilih HYBE Karena…PT Pertamina Alami Kebakaran Besar, Akibat Pipa BBM Meledak
Warga juga khawatir, pelaku akan menyerang anak-anak yang sekolah di dekat tempat ditemukannya bangkai kucing, sehingga polisi meningkatkan kegiatan patroli.
Pelajar sekolah disarankan untuk pulang berbarengan dengan teman-temannya di bawah pengawasan polisi.
“Pembunuhan kucing sangat jarang terjadi di daerah kami” kata Kazuhiko Noguchi dari kepolisian distrik Minami, yang masih satu wilayah dengan Saitama.
Sekitar enam tahun lalu, aksi kekerasan binatang pernah terjadi di prefektur Saitama.
Pelaku divonis penjara 22 bulan usai menyiksa belasan kucing hingga mati.
Ia malah memamerkan penganiayaannya melalui video yang disebar di media sosial.
Namun, kepanikan warga bersumber dari kasus pembunuhan anak yang mengguncang prefektur Kobe pada 1997.
Pelaku saat itu berusia 14 tahun, ia menghabisi dua bocah berusia 10 dan 11 tahun, serta memutilasi kucing.
Pada Rabu, 1 Maret 2023 kemarin, siswa SMP Jepang diamankan polisi karena mencoba membunuh gurunya di Toda, prefektur Saitama.
Sementara korban segera dilarikan ke rumah sakit dan berhasil mendapat pertolongan.