Sejarah Kabupaten Tangerang

Sejarah Kabupaten Tangerang
Sejarah Kabupaten Tangerang, Jalan Ke tangerang tahun 1920 - 1922
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Kabupaten Tangerang Tokoh Pendiri Kabupaten Tangerang Berasal Dari Sumedang, Pangeran asal Sumedang yang akan dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional tahun 2021, Dia adalah Raden Aria Wangsakara.

Pangeran yang berasal dari Sumedang ini merupakan cucu dari Prabu Geusan Ulun, menantu Sultan Banten IV. Keturunan dari Pucuk Umun banten dan keturuan Pangeran Suhra Pradoto Jambringin Pamekasa Madura.

Juga meruakan keturunan Sultan trenggono Demak, masih terpaut dengan silsilah baik Raja Padjadjaran maupun Raja Majapahit.

Baca Juga:Kisah Waduk Jatigede Sumedang Penuh Dengan SejarahnyaSejarah Waduk Jatigede Sumedang Era Prasejarah Sampai Revolusi

Rencana Penobatan Aria Wangsakara ini tercatat dalam Babad Diponegoro serta sejarah valid yang menceritakan tentang sejarah Banten dan Paririmbon Ka-Aria-an Parahyangan.

Raden Aria Wangsakara (1615-1681) memiliki nama lain yaitu Imam Wangsaraja, Raden Kenyep, Kyai Narantaka dan Syarif Hasan Bin Ali.

Pangeran asal Sumedang ini akan dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional atas jasanya sebagai pendiri Kabupaten Tangerang sekaligus sebagai Duta Besar Kesultanan Banten kala itu.

Aria Wangsakara adalah seorang ulama, pejuang, dan pendiri Tangerang dalam sejumlah literatur yang bercerita tentang Babad Tangerang dan Babad Banten, Wangsakara merupakan keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman.

Bersama dua kerabatnya, yakni Aria Santika dan Aria Yuda Negara, Wangsakara lari ke Tangerang karena tidak setuju dengan saudara kandungnya yang malah berpihak kepada VOC.

Wangsakara yang kemudian memilih menetap di tepian Sungai Cisadane diberi kepercayaan oleh Sultan Maulana Yusuf, pemimpin Kesultanan Banten kala itu, untuk menjaga wilayah yang kini dikenal sebagai Tangerang, khususnya wilayah Lengkong, dari pendudukan VOC. Sehari-hari, Wangsakara yang juga pernah didapuk sebagai penasihat Kerajaan Mataram menyebarkan ajaran Islam. Namun, aktivitas Wangsakara menyebarkan ajaran Islam mulai tercium oleh VOC tahun 1652-1653.

Karena dianggap membahayakan kekuasaan, VOC mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadane, persis berseberangan dengan wilayah kekuasaan Wangsakara.

Baca Juga:Mendorong Inovasi dalam Bisnis, pengenalan WIT.ID sebagai Partner Digital AndaAplikasi Penghasil Uang Gratis Mudah Untuk Mendapatkan Cuan

VOC pun sampai memprovokasi dan menakuti warga Lengkong Kyai dengan mengarahkan tembakan meriam ke wilayah kekuasaan Wangsakara. Provokasi itulah yang kemudian memicu pertempuran antara penjajah dan rakyat Tangerang.

0 Komentar