Sang Naga menangis oleh keterbatasan kodratinya, mau tetapi tidak mampu. Dalam menangis itu Naga Anta meneteskan tiga air mata. Tetesan itu serta merta berubah menjadi tiga butir telur.
Ketiga telur itu dibawa Naga Anta kepada Dewa Guru dengan cara digigit. Di tengah jalan ia ditegur Elang, tetapi tidak dijawab, karena mulutnya menggigit tiga telur.
Elang marah dan menyambar Naga Anta, akibatnya dua telur jatuh di bumi dan menjadi Kakabuat dan Budug Basu (semacam babi hutan). Hanya sebutir telur sampai di depan Dewa Guru.
Baca Juga:Kisah Legenda Keong MasKisah Legenda Danau Toba
Setelah Naga Anta disuruh mengeraminya, maka dari telur itu keluarlah seorang bayi perempuan yang cantik, dinamai Nyi Pohaci. Bayi disusui sendiri oleh istri Dewa Guru, Dewi Umah.
Setelah Nyi Pohaci remaja, Dewa Guru bermaksud memperistrinya. Akan tetapi Nyi Pohaci jatuh sakit dan mati. Oleh Dewa Guru, mayat Nyi Pohaci diperintahkan untuk dikubur di dunia tengah (tempat tinggal manusia).
Dari kuburan Nyi Pohaci muncullah macam tanaman yang amat berguna bagi manusia Sunda. Kepalanya menjadi pohon kelapa. Mata kanannya menjadi padi biasa (putih).
Sekilas Sejarah Ibunda Sunda Nyi Mas Sri Pohaci Dewi Sri, Mata kirinya menjadi padi merah hatinya menjadi padi ketan paha kanan menjadi bambu aur paha kiri menjadi bambu tali betisnya menjadi pohon enau. Ususnya menjadi akar tunjang. Rambutnya menjadi rumputan.
Pendek kata, semua tumbuhan yang amat dibutuhkan masyarakat Sunda berasal dari tubuh Nyi Pohaci. Tetapi segala tanaman tadi selalu dirusak oleh Kalabuat dan Budug Basu.
Untunglah Yang Maha Wenang menciptakan Jaka Sadana (Sulanjana), Sri Sdana, dan Rambut Sadana, yang juga disebut Talimenar dan Talimenir, yang berasal dari tiga tetes air matanya.
Ketiganya bertugas memelihara segala tanaman yang dibutuhkan masyarakat Sunda tersebut (pantun Sulanjana). Dewa Guru memerintahkan Batara Semar untuk mengembangbiakkan tanaman-tanaman itu di Kerajaan Pajajaran. Begitulah inti mitologi itu. Jadi Nyi Pohaci adalah berkah hidup masyarakat Pajajaran.
Baca Juga:Kisah Legenda Timun MasKisah Legenda Malin Kundang
Dari kematiannya tumbuh kehidupan. Tanpa Nyi Pohaci, masyarakat Sunda tidak memperoleh sumber kehidupannya. Itulah sebabnya masyarakat Sunda di zaman pertaniannya dulu amat menghormati Nyi Pohaci.