Pada dasarnya, ChatGPT adalah chatbot model mesin pembelajaran yang telah dilatih untuk memahami bahasa manusia dan menghasilkan teks manusia terstruktur dan dapat dimengerti.
ChatGPT menggunakan pendekatan deep learning untuk menghasilkan teks, dan bekerja dengan cara mempelajari pola bahasa manusia dari berbagai sumber data di internet, termasuk teks yang ada di situs web, buku, artikel, dan dokumen lainnya.
Setelah mempelajari pola bahasa manusia, chatbot ini dapat menghasilkan teks secara otomatis dengan cara memprediksi kata-kata berikutnya berdasarkan kata-kata sebelumnya dalam teks.
Baca Juga:Bagaimana Cara Menggunakan ChatGPT di HP dan Laptop?13 Teknologi Terbaru Diperkirakan Akan Ada di Masa Depan, Sebagian Sudah Ada!
“Format ini memungkinkan Chat GPT menjawab pertanyaan, mengakui kesalahan, menantang premis salah, dan menolak permintaan tidak pantas,” tulis OpenAI dalam unggahan saat ChatGPT rilis.
Meski memiliki kemampuan yang menjanjikan, bot ini tetap mempunyai batasan. Saalh satunya adalah informasi yang ditampilkan kadang tidak terlalu aktual.
Kendati demikian, ChatGPT saat ini belum bisa menjelajah internet atau mengakses informasi eksternal.
Karenanya, sistem ini baru memberikan jawaban atau saran untuk pertanyaan yang lebih bersifat lokal, seperti rekomendasi restoran di kota tertentu.
Dalam melatih kecerdasan buatan ini, tim pengembang mengambil banyak teks yang diambil dari internet, tapi pengumpulan itu tidak mendapat izin eksplisit dari penulis materi yang dipakai. Hal ini pun menimbulkan kontroversi, karena berpotensi melanggar hak cipta.