Saat ini kotoran dan urin hewan ternak menjadi pilihan yang sesuai untuk produksi biogas.
2. Biofuel
Biofuel merupakan teknologi penyediaan energi alternatif dengan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Biofuel, berasal dari bahan-bahan organik.
Biofuel dan bahan bakar fosil memiliki perbedaan. Memang keduanya berasal dari bahan-bahan organic, namun biofuel dapat diolah langsung dari bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan.
Baca Juga:Kendaraan dengan Teknologi Ramah LingkunganPotensi Pengembangan Teknologi Blockchain di Indonesia
Sedangkan bahan bakar fosil berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati selama jutaan tahun yang lalu.
Terdapat dua jenis biofuel yaitu dalam bentuk etanol dan biodiesel. Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi karbohidrat atau reaksi kimia gas alam.
Beberapa tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, atau singkong biasanya digunakan untuk menghasilkan etanol.
Sedangkan biodiesel merupakan bahan bakar alami yang biasanya diperoleh dari lemak nabati.
3. Sel Surya
Sel surya dapat mengubah energi matahari menjadi listrik. Prosesnya saat cahaya matahari melalui panel surya, cahaya menghasilkan emisi elektron pada komponen panel.
Elektron ini kemudian dihubungkan dengan sistem tertentu sehingga dihasilkan listrik yang selanjutnya dialirkan dan disimpan pada baterai sehingga dapat digunakan pada saat mendung atau malam hari.
Energi yang lebih juga dapat digunakan untuk menggerakkan pompa yang memompa udara ke dalam lubang besar dalam tanah.
Baca Juga:Kumpulan Game Berbasis BlockchainSoal UAS Logika Algoritma Semester 1
Udara ini memiliki tekanan yang tinggi sehingga ketika dilepaskan dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik.
Umumnya, sel surya ini memiliki ukuran yang tipis (hampir sama dengan selembar kertas) dan terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau polikristalin silikon dengan beberapa logam yang mampu menghasilkan listrik.
Panel surya memiliki beberapa keunggulan, di antaranya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, mampu menghasilkan energi cukup besar, dan mudah dipasang atau dipindahkan atau dikembangkan.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, panel surya juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya adalah membutuhkan sistem penyimpanan listrik dan komponen pada panel surya ini termasuk jenis sampah yang berbahaya sehingga harus didaur ulang dengan benar setelah pemakaian selama 20-25 tahun.