Arti dan Makna Pusaka Kujang

Arti Makna Pusaka Kujang
Arti Makna Pusaka Kujang
0 Komentar

sumedangekspres – Arti Makna Pusaka Kujang Kujang adalah senjata tradisional daerah Pasundan. Pisau cukur dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9 dan terbuat dari besi, baja, dan bahan berharga.

Pencacah biasanya berukuran panjang sekitar 20-25 cm dan berat sekitar 300 gram.

Hakala adalah alat yang mencerminkan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan, dan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran.

Baca Juga:Sejarah Sumedang Saat Pangeran Kornel Melawan BelandaSejarah konflik antara Sumedang dan Cirebon Jaman Belanda

Menjadi ciri, baik sebagai senjata, alat pertanian, simbol, hiasan atau souvenir.

Menurut Pupuh XVII Sanghyang Siksa Kandang Karesia, kujang merupakan senjata petani dan berakar pada budaya pertanian Sunda.

Kata hyang juga berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti dewa/dewi. Sumber lain menyebutkan bahwa kujang berasal dari kata ujang yang berarti laki-laki.

Secara umum, kujang dikatakan sebagai pusaka dengan kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa (hyang), dan sebagai senjata dari zaman dahulu hingga sekarang, kujang memiliki status yang sangat istimewa di kalangan masyarakat Sunda.

Kujang digunakan sebagai simbol atau lambang yang memiliki nilai filosofis, sebagai salah satu estetika dalam berbagai simbol organisasi dan pemerintahan.

Selain itu Kujang juga digunakan sebagai nama berbagai organisasi, unit dan tentunya pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat.

Dahulu, Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena mesin pertaniannya.

Baca Juga:Sejarah Sumedang Yang Tidak Diketahui Pada Jaman KolonialJam Pelayanan di PA Sumedang Selama Ramadan

Pernyataan ini terekam dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesia (1518 M) serta dalam tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah termasuk daerah Rancah Ciam.

Bukti masih ada pada masyarakat Baduy, Banten, dan Pancer Pangawinan Sukabumi untuk mendukung klaim bahwa beliung adalah alat pertanian.

Dengan kemajuan, teknologi, budaya, masyarakat dan ekonomi masyarakat Sunda, kujang pun mengalami perkembangan dan perubahan bentuk, fungsi dan makna.

Dari alat pertanian, kujang berkembang menjadi benda dengan karakter tersendiri, cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolis dan sakral. Bentuk baru penebang kayu seperti yang kita kenal sekarang mungkin berasal dari abad ke-8 dan ke-12.

0 Komentar