Menelusuri Kuliner yang Terkenal di Sumedang

Menelusuri Kuliner yang Terkenal di Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres– SUMEDANG: Masyarakat Sumedang tentunya sudah tidak asing lagi dengan Tahu Bungkeng, yang merupakan tahu legendaris di Sumedang. Tahu Bungkeng beralamat di Jalan Sebelas April No. 53 dan buka dari jam 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Suriadi Ukim, pengelola usaha Tahu Bungekeng bercerita sejarah Tahu Bungkeng.

“Dulu uyut saya yang bernama Ong Kino dari China ke Sumedang itu sekitar tahun 1900-an tapi tahunnya gak pasti, dia itu punya keterampilan bikin tahu. Karena istrinya suka makan tahu jadi ia suka bikin untuk istrinya. Kemudian mungkin bertemu dengan sesama china perantauan mungkin teman sekampung atau turunan suka ngumpul, suka makan tahu dicicipi gitu,” ujar Suriadi Ukim baru-baru ini.

Lalu ia menambahkan, kalau dijual ke umum ia kurang tahu, yang jelas pada tahun 1900-an ada Pangeran Mekah lewat mau ke situraja naik keretek kesini, berhenti bertanya itu apa. Kemudian turun dan mencicipi, lalu bilang ini bakal laku kalau dijual.

Baca Juga:Resep Sambal Goreng Ketang Khas LebaranResep Emping Cocok untuk Menu Lebaran

“Itu mungkin sudah dijual tapi boleh dikata pribumi belum tahu, karena itu kan tahu makanan khas china. Itu setau saya dari kakek saya, itu namanya Ong Boen Keng,” ujarnya.

Tahun 17 ke Sumedang ia menyusul bapaknya, dari sana uyut saya pulang lagi ke china kalau Bungkeng tidak. Lama-lama yang terkenal itu Bungkeng, dari situlah Bungkeng punya karyawan, mungkin tahun 40-50an punya karyawan 3 orang.

“Sedangkan tiga orang ini keluar bikin tahu namanya persatuan, persatuan bubar lalu masing-masing mendirikan pabrik. Dari pabrik ini otomatis punya karyawan dan karyawan ini keluar dikit-dikit jadi menyebar,” tutur Suriadi Ukim.

Lalu di bulan Ramadan tentunya ada yang menjadikan tahu sebagai makanan untuk buka puasa dan sahur. Tapi Suriadi Ukim berkata Tahu Bungkeng tidak ada lonjakan pembeli, bisa dibilang sepi.

“Perbedaan di bulan Ramadan dan bulan biasanya ketahuan dari jumlah produksi, perbedaannya 90%.” ujar Suriadi Ukim.

Tahu Bungkeng juga sekarang ada produk lain, yaitu tahu nori, tahu yang ditempel rumput laut.

“Di Sumedang ada empat cabang Tahu Bungkeng. Pegawai tidak berapa banyak, dan sistemnya pegawai lepas. Ada yang seminggu sekali seminggu tiga kali. Tapi harus berkomitmen, hari raya dan hari libur harus masuk,” pungkas Suriadi Ukim.(dini/MG)

0 Komentar