sumedangekspres – Legenda Waduk Jatiluhur Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Salah satu ikon yang terkenal tentu saja nama Waduk Jatiluhur.
Bendungan atau waduk yang menjadi sumber utama air irigasi dan khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Jabodetabek dan sekitarnya juga merupakan tempat budidaya ikan tambak apung.
Legenda Waduk Jatiluhur Purwakarta Dahulu kala, sebelum waduk dibangun, sebuah keluarga tinggal di tepi Sungai Citarum. Keluarga itu merindukan seorang anak dan setelah bertahun-tahun menunggu, mereka akhirnya dikaruniai seorang putra.
Baca Juga:Sejarah Sebelum Berdirinya PurwakartaHp Oppo Murah Ram Besar 8GB Harga 2 Sampai 3 Jutaan
Anak ini lahir berbeda dengan anak lainnya karena anak tersebut memiliki tumpuan kaki atau permata di dahinya seperti ayam jago.
Karena keanehan tersebut, orang tua tersebut mendatangi seorang resi atau dukun untuk menanyakan keanehan anaknya.
Seorang bijak berkata bahwa jika seorang anak dirawat dengan baik dengan cinta, itu akan membuat sekitarnya menjadi kota yang besar, tetapi jika anak itu dibuang, sekitarnya akan menjadi genangan air.
Karena malu akan kepergian anaknya, para orang tua membuang anaknya ke Sungai Citarum.
Bayi tersebut kemudian ditemukan oleh Dedemit, penguasa Sungai Citarum, makhluk astral tersebut membesarkan bayi tersebut hingga besar dan menjadi penguasa Waduk Jatiluhur yang masih satu jalur dengan Sungai Citarum.
Bayi berbulu itu menjadi penguasa Waduk Jatiluhur dan dijuluki Mbah Jawer. Dikatakan bahwa dia masih menyimpan dendam terhadap perlakuannya dan terkadang menuntut pengorbanan.
Dan masyarakat percaya bahwa korban Bendungan Jatiluhur adalah salah satu akibat balas dendam Mbah Jawer.
Baca Juga:Rekomendasi Hp Terbaru Murah 2023 Kisaran 3-2 JutaanSejarah Nama Kabupaten Purwakarta Menurut Naskah
Menurut Wikipedia, Waduk Jatiluhur tercipta dengan membendung Sungai Citarum yang memiliki luas tangkapan 4.500 km2.
Bendungan ini dibangun pada tahun 1957 saat Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno meletakkan batu pertama dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1967.
Bendungan di Waduk Jatiluhur menelan biaya pembangunan $230 juta. Bendungan tersebut bernama Ir. B. Juanda yang jasa-jasanya memperjuangkan pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur patut dikenang.