Sejarah Kabupaten Indramayu

Sekilas Sejarah Kabupaten Indramayu
Sekilas Sejarah Kabupaten Indramayu/Suikeronderneming Djatiwangi bij Indramajoe, ca 1940/istimewa.net
0 Komentar

Sesudah barkata begitu orang tarsebut musnah dan orangtua itu menurut kisah ialah Ki Buyut Sidum Kidang Penanjung dari Pajajaran. Ki Sidum ialah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup di antara tahun 1474 – 1513.

Selanjutnya Raden Arya Wiralodra dan Ki Tinggil meneruskan perjalanan ke arah timur laut dan sesudah beberapa hari jalan mereka menyaksikan sungai besar, Wiralodra mengharap sungai itu ialah Cimanuk

Mendadak ia menyaksikan kebun yang cantik tetapi pemilik kebun itu benar-benar takabur sampai Arya Wiralodra tidak dapat mengontrol emosinya saat dia akan membanting pemilik kebun itu, orang itu musnah cuman ada suara.

Baca Juga:Zaman Kolonialisasi Portugis Di NusantaraMitos Cadas Pangeran Yang Yerkenal Masyarakat Sumedang

“Hai cucuku Arya Wiralodra kenalilah jika hamba ialah Ki Sidum dan sungai ini ialah Sungai Cipunegara, saat ini lanjutkanlah perjalanan mengarah timur, pada saat menemui satu ekor Kijang bermata berlian ikuti di mana Kijang itu musnah karena itu itu sungai Cimanuk yang tuan cari”.

Ki Sidum ialah seorang ulama besar dari Ligung Majalengka yang pulang mengelana dari Banten, untuk pulang ke Ligung Majalengka selanjutnya berjumpa dengan Raden Arya Wiralodra. Makom dan petilasannya berada di Dusun Bantarwaru Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

Saat mereka meneruskan perjalanan berjumpalah dengan seorang wanita namanya Dewi Larawana yang memaksakan untuk di persunting Arya Wiralodra tetapi menampiknya sampai membuat gadis itu geram dan menyerangnya.

Arya Wiralodra mengelurkan Cakranya mengarah Larawana, gadis itu juga musnah barsamaan dengan timbulnya satu ekor Kijang. Arya Wiralodra selekasnya memburu Kijang itu yang lari mengarah timur, saat Kijang itu musnah tampaklah sebuah sungai besar.

Karena kecapean Arya Wiralodra tertidur dan mimpi berjumpa Ki Sidum, dalam mimpinya itu Ki Sidum berbicara jika berikut rimba Cimanuk yang nantinya bisa menjadi tempat menetap.

Sesudah ada kejelasan melalui mimpinya Wiralodra dan Ki Tinggil membuat gubug dan buka kebun, mereka tinggal di samping barat ujung sungai Cimanuk. Pedukuhan Cimanuk semakin hari semakin bertambah penghuninya.

Salah satunya seorang wanita elok parasnya bernama Nyi Endang Darma. Karena kelihaian Nyi Endang Darma dalam pengetahuan kanuragan, kemudian Pangeran Guru dari Palembang yang tiba ke lembah Cimanuk bersama 24 siswanya untuk melawan Nyi Endang Darma, tetapi semua meninggal dan dipendamkan pada sebuah lokasi yang saat ini populer dengan “Pusara Selawe”.

0 Komentar