Mitos Cadas Pangeran Yang Yerkenal Masyarakat Sumedang

cadas pangeran sumedang
cadas pangeran sumedang
0 Komentar

sumedangekspres – Mitos cadas pangeran yang beredar di masyarakat Sumedang. Cadas pangeran Jalan yang menghubungkan poros Bandung–Sumedang–Majalengka–Cirebon. Jalan Cadas Pangeran berada tujuh kilo meter di barat daya Kota Sumedang, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan sejarah, jalan Cadas Pangeran dibangun pada jaman kolonial Belanda. Konon ceritanya, banyak menelan korban jiwa yang pada waktu itu bangsa Indonesia dijadikan rodi atau pekerja paksa oleh penjajah Belanda ketika membangun jalan Cadas Pangeran ini.

Namun dibalik itu ada mitos bahwa bangsa Indonesia yang waktu sebagai pekerja pembangunan jalan Cadas Pangeran ini, tidak hanya menggunakan alat sederhana yakni palu dan pahat untuk memecah kerasnya batu Cadas. Namun dipastikan menggunakan kekuatan ghoib, diluar nalar untuk logika manusia dijaman sekarang.

Baca Juga:Sejarah Nama Kecamatan CimalakaSejarah Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang

Mitos itu dipastikan benar adanya. Sementara faktanya, bahwa di jaman modern ini, kerasnya batu cadas itu tidak bisa ditembus atau dipecahkan dengan alat berat seperti Beko.

Sehingga, lanjutnya, akibat alat berat tidak mampu pecahkan kerasnya batu cadas itu, maka pelebaran jalan Cadas Pangeran lebih mengarah kesisi tebing jurang menggunakan slot besi dengan tembok beton sebagai menyangga jalan.

Banyak para pekerja yang dipaksa membuat jalan Cadas Pangeran ini. Namun, tak sedikit pekerja rodi meninggal akibat tuntutan keras gubernur jenderal Hindia Belanda itu.

Penyebab kematiannya, antara lain seperti bekal yang tidak cukup, medan yang berat, alat yang tidak memadai, mengidap penyakit, serta dimakan hewan buas. Terhitung ada 5.000 jiwa tewas dalam mendirikan jalan Cadas Pangeran ini.

Mitos cadas pangeran yang beredar di masyarakat Sumedang, Sebagai Berikut:

Batu Nisan Tanpa Nama

Mitos cadas pangeran sumedang Di sekitar Cadas Pangeran terdapat beberapa makam dengan batu nisan tanpa nama.

Warga setempat meyakini makam tersebut tempat peristirahatan terakhir para pekerja paksa pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Deandels memerintahkan pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan tahun 1808. Sebagian kecil di antara ruas jalannya melewati kawasan Cadas Pangeran.

0 Komentar