sumedangekspres – Legenda Gunung Bongkok Purwakarta merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati indahnya matahari terbit di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Selain itu, Gunung Bongkok juga menjadi spot pendakian yang populer, terutama bagi para pemula.
Gunung Bongkok menjadi acuan awal penentuan tempat wisata di Kabupaten Purwakarta khususnya pada saat liburan.
Baca Juga:Legenda Gunung Parang PurwakartaSejarah Kampung Tajur Purwakarta
Legenda Gunung Bongkok Purwakarta sangat erat kaitannya dengan legenda Jongkrang Kalapitung, seorang tokoh dengan kesaktian dan perawakan yang sangat tinggi.
Konon tokoh Jongkrang Kalapitung memiliki kemampuan untuk berpindah dari satu gunung ke gunung lainnya. Seperti melompat dari Gunung Parang ke Gunung Bongkok dan Gunung Lembu.
Legenda Gunung Bongkok Purwakarta Pada awalnya kondisi gunung tersebut tidak seperti sekarang ini.
Namun karena ukuran tubuh Jongkrang Kalapitung menjadi helm saat kakinya memasuki gunung.
Saat itulah penamaan Gunung Bongkok di Purwakarta, Jawa Barat menjadi sejarah.
Konon pada zaman dahulu, ketika sebagian besar wilayah Jawa Barat masih berupa hutan belantara, di daerah Jatiluhur lebih tepatnya Purwakarta terdapat beberapa gunung dan hutan yang dihuni oleh makhluk halus seperti jin dan setan. Salah satu setan yang tinggal di Gunung Bungkuk adalah Jongrang Kalapitung
Jonggrang Kalapitung adalah sejenis setan, sosok mitologi yang mirip dengan raksasa. Ia memiliki tubuh setinggi bukit, kulit gelap, rambut panjang dan kumis tebal, serta suara yang menggelegar. Jonggrang Kalapitung merupakan salah satu tokoh yang ditakuti dan menjadi penguasa wilayah tersebut.
Baca Juga:Sejarah Plered Purwakarta Awal Berdiri Hingga SekarangSejarah Sri Baduga Purwakarta
Jongrang Kalapitung yang kelaparan konon memakan ikan mas tua di Sungai Citarum.
Selain memuaskan rasa laparnya dengan memakan ikan mas purba untuk menambah kekuatan dan kesaktiannya, konon ikan mas purba yang hidup di Sungai Citarum ini adalah ratunya bangsa ikan.
Siapa pun yang dapat melihatnya, memegangnya, dan bahkan memakannya akan diberkati dengan kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran.
Ketika keinginannya mencapai puncaknya, Jongrang Kalapitung berpikir keras bagaimana cara menangkap ikan, karena jika dipaksakan, sekalipun semua air habis dan mendarat di tanah, ikan itu akan hilang.