sumedangekspres – Awal Cerita Jusuf Hamka. Mohammad Jusuf Hamka, juga dikenal sebagai Babah Alun (lahir Jauw A Loen atau Alun Joseph pada 5 Desember 1957) adalah seorang politikus, motivator, dan pengusaha Muslim Tionghoa-Indonesia. Dia adalah bendahara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (TKN).
Jusuf Hamka dianggap sebagai salah satu konglomerat. Pada usia 24 tahun ia memutuskan untuk pindah agama. Pengakuan dua kalimat itu diucapkan Yusuf Hamka saat dipimpin langsung tokoh terkenal, Buya Hamka, bertempat di Masjid Al-Azhar pada 1981.
Awal Cerita Jusuf Hamka, Jusuf Hamka masuk Islam pada tahun 1981 tanpa penolakan keluarga. Saat puasa pertama, ibunya membeli panci baru untuk memasak untuknya. Saat itu, Jusuf Hamka sempat membaca koran yang menceritakan kisah seorang mualaf di Masjid Al-Azhar. Setelah Yusuf Hamka membaca koran, dia pergi ke masjid.
Baca Juga:ANTISIPASI EL NINO Pusat Distribusi Provinsi Fokus Amankan Beras – MigorRekomendasi Tempat Wisata Di Bekasi Yang Bikin Kamu Gamau Pulang!
Saat itulah ia bertemu dengan sekretaris Masjid Al-Azhar, yakni Ustaz Zaelani. Jusuf Hamka diajak ustad Zaenal untuk menemui Buya Hamka. Setelah bertemu dengan Buya Hamka, Jusuf meminta Hamka suatu saat untuk memutuskan menjadi mualaf. Namun, Buya Hamka berpesan agar Jusuf Hamka tidak ragu karena hendak mengucapkan dua kalimat syahadat.
Saat bertemu Buya Hamka, Jusuf meminta Hamka sehari untuk mengucapkan Syahadat. Namun saat itu Buya Hamka memberikan keterangan kepada Jusuf Hamka. Tiga bulan setelah Jusuf Hamka masuk Islam, ia diminta menghadiri acara syukuran yang diadakan Buya Hamka di rumahnya.
Saat itu, suasana di rumah Buya Hamka berkisar antara 300 hingga 400 orang. Siapa sangka kemudian Jusuf Hamka akan mengadopsi Buya Hamka sebagai anaknya.
“Saya dikasih cincin blue sapphire, ‘engkau, aku angkat engkau jadi anak ideologisku dan kuberikan nama Hamka. Kau kuberi tugas adalah membawa saudara teman Tionghoa bawa ke agama leluhurmu Islam, selanjutnya kau harus harumkan nama Islam’. Saya bilang, ‘saya enggak bisa ngaji’, dia bilang, ‘mengharumkan Islam gak harus menghafalkan ayat-ayat. Dengan caramu’. Alhamdulillah, sekarang mengharumkan nama Islam dengan membuat nasi kuning, bikin masjid, itu lillahitaala kata dia menjelaskan.