Kemegahan Bandara Kertajati juga dipadukan dengan motif batik megamendung di berbagai sisi sebagai bagian dari estetika yang ditampilkan.
3. Kota Penghasil Kecap Tertua
Kecap merupakan salah satu produk unggulan yang telah melegenda di Majalengka. Wilayah ini memiliki setidaknya tiga produk kecap yang terkenal.
Salah satunya adalah kecap Maja Menjangan (MM), yang merupakan produk kecap tertua di Majalengka yang sudah ada sejak tahun 1940.
Baca Juga:20 Rekomendasi Tempat Makan Paling Enak di Sumedang Terbaru Tahun 2023Ci Oliv Istri Denny Sumargo Ternyata Punya Jabatan Penting di Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu
Kecap Majalengka memiliki citra khas dan daya tahan yang luar biasa, dapat bertahan hingga sekitar dua tahun tanpa menggunakan bahan pengawet.
Metode pengolahannya melibatkan campuran garam dalam jumlah besar, sehingga kecap ini memiliki daya tahan yang lama.
4. Danau Biru yang Tersembunyi
Dikenal sebagai “danau biru tersembunyi,” Telaga Nila memiliki air yang jernih dengan warna biru kehijauan.
Saat air surut, warna Telaga Nila berubah menjadi hijau, sedangkan saat air pasang, warnanya berubah menjadi biru.
Beberapa penduduk setempat sering menyebut telaga ini sebagai Danau Tosca dan Blue Lagoon.
Lokasi Telaga Nila tergolong sulit diakses dengan kendaraan roda empat.
5. Pesona Bukit Bintang di Majalengka
Terasering Panyaweuyan Argapura merupakan salah satu objek wisata alam yang menarik di Majalengka.
Destinasi yang juga dikenal dengan sebutan Lembah Panyaweuyan ini menawarkan keindahan perbukitan terasering yang hijau dan asri.
Baca Juga:Dr Aqua Dwipayana Ingatkan Generasi Muda untuk Menempa Mental Menjadi Sosok Kreatif dan Bermanfaat bagi LingkunganPererat Sinergitas dengan Jurnalis, Pemda Sumedang Gelar Media Gathering
Tempat ini sering disebut sebagai “Bukit Bintang”-nya Majalengka, karena berdiri di ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut.
Lembah Panyaweuyan memiliki panorama sawah berundak yang mirip dengan Tegallalang di Ubud, Bali.
Langit cerah yang dipadukan dengan kabut yang menyelimuti bukit menambah daya tarik alam Panyaweuyan yang sulit untuk ditolak.
6. Kota Angin
Julukan “Kota Angin” melekat pada Majalengka sejak tahun 1980-an. Hampir setiap hari, angin bertiup kencang di kabupaten ini.