Dari Ummu Salamah RA, ia berkata bahwa sepanjang tahun Nabi SAW tidak pernah berpuasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Sya’ban, yang beliau lanjutkan dengan puasa Ramadhan. (HR Ahmad Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, & Sunan Ibnu Majah)
Disebutkan juga oleh Usamah bin Zaid RA, ia berkata: ‘Aku bertanya kepada Nabi SAW, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Sya’ban.’ Beliau bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ، وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبْ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِيْ، وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Rajab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Tuhan. Maka, aku sangat menginginkan amalku diangkat sementara aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Abu Daud & Nasai)