Wawan melanjutkan, “Pengunjung datang dari berbagai daerah dan segala usia, dari anak-anak hingga orang tua.”
“Mereka sengaja datang hanya untuk menikmati surab yang dibuat dengan oven tanah liat dan bahan bakar kayu,” kata Wawan.
Teman-teman juga bisa memesan yang berbeda-beda sesuai selera, ada yang original ada surabi plus oncom, surabi oncom plus telor, paling pas surabi oncom menggunakan daun bawang dan irisan cabe serta cikruh pedas.
Baca Juga:Wisata Baru Jans Park Jatinangor, Sangat Cocok Untuk Liburan bareng Ayang!Keindahan Air Terjun Curug Gorobog, Yang Sangat Cocok Untuk Kumpul bareng Bestie!
Selain surab, juga disajikan hidangan tradisional lainnya sebagai pelengkap yaitu sate usus ayam, sate jebred, cilok, gorengan, bala bala, sate telur puyuh dan bandrek.
Nama cabang surabinya pun unik, ada Surabi Kunti, Surabi Dewok, Surabi Denok, Surabi Ma Ijah dan lain-lain.
Semalam saat mengunjungi Surabi Denok, Anda harus bersabar menunggu giliran.
Pemilik Surabi Denok mengatakan, “Dari Sabtu malam hingga Senin malam, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat hingga tempat ludes. Dua persiapan sudah saya lakukan saat ini (20:00 WIB), ini yang ketiga.”
“Rata-rata kita kekurangan 6-10 kilo tepung beras setiap hari. Kalau ada rombongan seperti itu bisa sampai 20 kilogram beras,” kata Bi Eneng.
(PKL / SILVIA SEPTIANTI)