Pulau Kuburan di Waduk Jatigede Sumedang, Satu Pulau Hanya Dihuni Satu Keluarga

Pulau Kuburan di Waduk Jatigede Sumedang, Satu Pulau Hanya Dihuni Satu Keluarga
Pulau Kuburan di Waduk Jatigede Sumedang, Satu Pulau Hanya Dihuni Satu Keluarga (ist/FB/Facebook Tjatayu)
0 Komentar

sumedangekspres – Pulau Kuburan di Waduk Jatigede Sumedang, satu pulau hanya dihuni satu keluarga.

Pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, telah menenggelamkan berbagai desa, kampung, hutan, kebun, dan bahkan kuburan.

Di antara genangan air waduk terdapat sebuah pulau kuburan yang menjadi daya tarik wisata.

Baca Juga:Makanan Khas Daerah di Seluruh Kabupaten Kota di Jawa BaratSIAP JABAR : Fungsi, Cara Login, Pengisian dan Solusi Jika Lupa Password

Di pulau ini, ada sebuah keluarga yang memilih untuk bertahan dan tinggal di tengah ratusan atau mungkin ribuan kuburan, dengan menerangi rumah mereka sendiri.

Pulau kuburan ini berada di wilayah administratif Kecamatan Darmaraja, Sumedang.

Pada awalnya, pulau ini merupakan tepian jalur jalan lama yang menghubungkan Kecamatan Wado dan Kecamatan Darmaraja.

Meskipun sebagian wilayahnya telah tergenang oleh air waduk, bagian areal kuburan masih tampak di tengah genangan.

Di tempat ini, seorang petualang bernama Kang Hakim bertemu dan berbincang dengan keluarga yang tinggal di sana.

Keluarga ini terdiri dari Adin dan istrinya, yang hidup dengan menanam di tepian areal kuburan.

Mereka tinggal di dua rumah panggung yang menggunakan listrik tenaga surya.

Adin tinggal bersama istrinya, anak, menantu, serta cucunya yang bersekolah dengan naik perahu dari pulau kuburan ke daratan Darmaraja.

Baca Juga:6 Rumah Adat Jawa Barat : Dinamai Nama-nama Hewan, Ada Badak dan Anj*ngTiga Ide Warna Rambut Panjang Untuk Wanita Biar Penampilan Makin Terlihat Kece

Pengalaman Kang Hakim saat mengunjungi tempat tinggal keluarga Adin terasa menarik.

Terdapat dapur terbuka dan bangunan rumah panggung lainnya, yang diselimuti oleh suasana malam dengan penerangan minim, di tengah banyaknya kuburan di sekitarnya.

Menurut istrinya Adin, siang hari kadang-kadang suasana di pulau kuburan menjadi ramai karena ada banyak orang yang datang ke sana untuk berwisata, terutama untuk memancing.

Mereka biasanya berbelanja dan menikmati minuman di warung milik keluarga Adin.

Keluarga Adin memilih tinggal di kawasan tersebut karena mereka ingin tetap dekat dengan kampung halaman, terlepas dari kenyataan bahwa rumah mereka sebelumnya telah terendam oleh air Waduk Jatigede.

0 Komentar