Tari Sintren : Seni Tari Dari Jawa Barat yang Penuh Misteri, Penari Dirasuki Roh Halus dan Menari Dengan Bebas

Tari Sintren : Seni Tari Dari Jawa Barat yang Penuh Misteri, Penari Dirasuki Roh Halus dan Menari Dengan Bebas
Tari Sintren : Seni Tari Dari Jawa Barat yang Penuh Misteri, Penari Dirasuki Roh Halus dan Menari Dengan Bebas (ist)
0 Komentar

Hal ini memiliki filosofi yang berhubungan dengan dunia dan kontraksi antara wujud ruh halus dan wujud kasar.

Sejarah Tari Sintren khas Cirebon Jawa Barat

Seni tari Sintren adalah seni tari tradisional khas Cirebon Jawa Barat yang memiliki unsur magis dan tidak boleh dijadikan mainan.

Biasanya, tarian ini dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan menggunakan kacamata hitam.

Baca Juga:13 Alat Musik di Jawa Barat dan Cara Memainkannya, No 9 Hanya Diketahui Warga SubangGELARI PELANGI JABAR 2023, Atalia Apresiasi PKK Kota Bandung Perkuat Sektor Ekonomi dan Pendidikan Keluarga

Sebelum menari, sang penari akan masuk ke dalam sebuah kurungan yang ditutup dengan kain.

Nama “Sintren” merupakan gabungan dari kata “si” yang berarti “ia” atau “dia” dalam bahasa Jawa, dan kata “tren” yang berasal dari “tri” atau “putri,” sehingga “Sintren” berarti “si putri” atau “sang penari.”

Awalnya, Sintren dimulai sebagai kegiatan pemuda Cirebon yang berkumpul, bercerita, dan memberikan semangat satu sama lain setelah kekalahan dalam perang Besar Cirebon tahun 1818.

Aktivitas ini berkembang menjadi menyanyikan sajak-sajak perjuangan, namun kemudian dilarang oleh penjajah Belanda.

Dalam pertunjukan Sintren, wanita penari digunakan sebagai kedok untuk menyembunyikan sajak-sajak perjuangan yang disampaikan oleh dalang Sintren kepada para pemuda yang mengelilinginya.

Selain kisah perjuangan pemuda Cirebon, Sintren juga menampilkan lirik-lirik legenda romantisme antara Selasih dan Sulandana, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial antara suku Cirebon dengan suku Jawa.

Agar bisa menjadi penari Sintren, seseorang harus dalam keadaan suci dan bersih.

Baca Juga:Wisata Alam Pangjugjugan, Tak Hanya Mempesona Tetapi Memiliki Perkebunan Yang Asri Juga Cocok Dijadikan List Destinasi ke SumedangWisata Religi Candi di Sumedang, Ada Kemiripan Dengan Candi Canti Tua di Dieng Jawa Tengah

Sebelum pertunjukan, sang penari harus menjalani puasa dan menjaga diri agar tidak berbuat dosa, agar roh bisa masuk ke dalam tubuh penari dengan lancar.

Kesenian Sintren juga digunakan oleh para wali untuk menyebarkan dakwah Islam dan mengajarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pertunjukan, ada simbolisasi mengenai ranggap (kurungan ayam) yang mengingatkan manusia tentang fase hidup yang lemah dan berusaha menuju puncak namun kembali lagi ke keadaan yang lemah, serta duit (uang) yang mengingatkan agar tidak terlalu serakah terhadap duniawi.

0 Komentar