Mengenang Aksi Heroik Mayor Abdurahman Pada Peristiwa 11 April 1949, Sangat Layak Dinobatkan Sebagai Pahlawan Dari Sumedang

Mengenang Aksi Heroik Mayor Abdurahman Pada Peristiwa 11 April 1949, Sangat Layak Dinobatkan Sebagai Pahlawan Dari Sumedang
Aksi Heroik Mayor Abdurahman Pada Peristiwa 11 April 1949, Pahlawan Dari Sumedang (ist)
0 Komentar

Isinya singkat banget, cuma “harap waspada, sekitar satu kompi Baret Hijau terlihat di sekitar Conggeang.”

Sayangnya, Soemawidjaja nggak ngasih tau Kapten Edi atau Mayor Abdurahman tentang informasi itu.

Pertempuran pecah pagi tanggal 11 April 1949 di Desa Cibubuan setelah Pasukan Baret Hijau ngelilingin Cibubuan.

Baca Juga:4 Pahlawan dan Tokoh Berpengaruh di Sumedang, Warga Sumedang Mesti Tahu3 Tips Mudah Agar Outfit Terkesan Lebih Glamor

Tapi pertempuran ini nggak berimbang. Kapten Edi Soemadipradja gugur bersama 4 prajuritnya.

Sementara Mayor Abdurahman ditawan bersama ajudannya, Sersan Sobur dan Kopral Karna.

Ketiganya dibawa kebalai desa dengan cuma pake baju dalam dan diinterogasi oleh pasukan Baret Hijau.

Pasukan Baret Hijau mencoba mencari tahu banyak hal dari Mayor Abdurachman, termasuk keberadaan Letkol Sadikin.

Tapi Mayor Abdurahman tetep bungkam dan nggak mau ngomong. Akibatnya, Kopral Karna ditembak di kepalanya karena Mayor Abdurahman nggak mau bicara.

Lalu, Mayor Abdurahman juga tetep bungkam, jadi Pasukan Baret Hijau jadi marah dan menembak Sersan Sobur.

Akhirnya, Mayor Abdurachman dibawa ke selatan balai desa, lalu berhenti di sebuah rumah. Mayor Abdurahman kembali diinterogasi, tapi dia tetep nggak mau ngasih tahu posisi Letkol Sadikin.

Baca Juga:3 Atribut Yang Bikin Outfit Jadi Tambah Punk5 Rekomendasi Wisata Kuliner Paling Hits Di Sumedang Harganya Juga

Sayangnya, Mayor Abdurahman tertembak tepat di dahinya oleh pasukan Baret Hijau dan meninggal.

Jasadnya diletakkan dengan posisi duduk di bawah panji Yon II Tarumanegara yang udah sobek.

Darah terus mengucur dari kepalanya, membasahi kaos dalam putih yang dipakainya.

Pasukan Baret Hijau Belanda gagal dalam operasi di Cibubuan. Target utama mereka, yaitu Panglima Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Sadikin, berhasil lolos.

Tapi, Siliwangi harus merelakan kehilangan 8 anggota Yon II Tarumanegara, termasuk Danyon Mayor Abdurrachman Natakoesoema dan Danki Kapten Edi Soemadipradja.

Selain prajurit TNI, Pasukan Baret Hijau juga kejam banget dengan membantai 4 rakyat sipil. Mereka dieksekusi setelah disiksa dengan tusukan bayonet dan hantaman popor senjata.

Nah, untuk menghormati jasa 11 orang yang meninggal dalam peristiwa itu, akhirnya diputuskan buat menggunakan nama 11 April dan Mayor Abdurachman sebagai nama jalan di Sumedang. Gitu deh, cerita dari wargi Sumedang.***

0 Komentar