sumedangekspres – Pusaka Legendaris, keris adalah benda budaya yang eksotik dan original. Keris adalah ‘karya seni’ sekaligus ‘benda budaya’ asli Nusantara. Indonesia memiliki banyak jenis keris yang tersebar di berbagai daerah-daerahnya.
Kini kita akan membahas mengenai Keris Nogososro yang terkenal saktinya dan dapat menolak bala, apakah itu benar? simak sejarah dan penjelasannya dibawah:
Keris Nogososro merupakan pusaka legendaris dari zaman Majapahit, berbentukan 13 bengkok, bertatahkan emas dan berlian. Konon, keris ini merupakan benda paling sakti di Jawa yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Brawijaya V (1466-1478).
Baca Juga:Sejarah Dari Lahirnya Batik Keris Yang Sangat Terkenal Sampai Penjuru MancanegaraTernyata Bukan Hanya Sunda, Ini 6 Suku yang Ada di Jawa Barat
Benda pusaka ini amat banyak dicari oleh sejumlah tokoh masyarakat, mulai dari pendekar, kepala suku hingga penguasa. Karena pada dahulu kala, pembuatan keris pusaka ini terjadi ketika kerajaan Majapahit mengalami kekalahan setelah terjadi perang saudara.
Saat itu musim kemarau yang panjang menyebabkan ladang menjadi kering, hasil panen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para masyarakat. Hingga perekonomian masyarakat dikuasai para saudagar besar yang memonopoli perdagangan.
Apalagi para pejabat tidak peduli dengan status rakyat, asyik memperebutkan kekuasaan dan memperkaya diri sendiri. Kerajaan-kerajaan yang bergantung mulai berani berbuat salah, terutama kerajaan Blambangan yang menurut para tokoh telah menyiapkan pasukan untuk menyerang ibu kota Majapahit.
Maka Raja Brawijaya V mengumpulkan patih, para menteri dan penasihatnya, semua orang yang hadir hanya dapat menunduk kebawah. Mereka terdiam, tidak bisa menyela atau menyangkal kekhawatiran raja karena memang itulah yang terjadi di kerajaan Majapahit saat itu.
Saat raja menarik napas dalam-dalam, dia merasakan beban berat di pundaknya. Di tengah pertemuan, seorang penasihat tiba-tiba membungkuk kepada raja, meminta izin untuk berbicara. Raja mengizinkan karena dia sangat ingin mendengar tanggapan dari mereka yang hadir malam itu.
Jadi penasehat itu berkata, Mohon ampun paduka, memang benar apa yang baginda sampaikan. Kami pun sangat merasakan keadaan tak menentu yang menimpa Kerajaan Majapahit saat ini. Menurut hemat saya, apakah tidak sebaiknya jika baginda memanggil Mpu Supa ke kerajaan dan memerintahkannya untuk membuat sebilah pusaka guna meredam semua bencana yang terjadi saat ini,” kata punggawa itu.