Dalam cerita tersebut dijelaskan bahwa Resi Lohgawe, guru Ken Arok, meramalkan bahwa suatu saat siapa pun yang dapat menikah dengan Ken Dedes akan mengabulkan segala keinginannya. Setelah menjadi penguasa Tumapel, Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari pada tahun 1222 dan menobatkan dirinya sebagai raja pertamanya.
Ketika Anusapati beranjak dewasa, ia mengetahui bahwa Ken Arok telah membunuh ayah kandungnya, Tunggul Ametung. Anusapati kemudian mengutus Ki Penalaran untuk membunuh Ken Arok beserta Keris Mpu Gandring. Rencana itu berhasil dilaksanakan. Untuk menghilangkan jejak, Anusapati kemudian membunuh Ki Penalaran beserta Keris Mpu Gandring.
Setelah menjadi penguasa Tumapel, Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari pada tahun 1222 dan menobatkan dirinya sebagai raja pertamanya. Ketika Anusapati beranjak dewasa, ia mengetahui bahwa Ken Arok telah membunuh ayah kandungnya, Tunggul Ametung.
Baca Juga:Sejarah Lengkap Asal Mula Adanya Pusaka KerisBeginilah cara Menggunakan Keris Semer Mesem!
Anusapati kemudian mengutus Ki Penalaran untuk membunuh Ken Arok beserta Keris Mpu Gandring. Rencana itu berhasil dilaksanakan. Untuk menghilangkan jejak, Anusapati kemudian membunuh Ki Penalaran beserta Keris Mpu Gandring.
Ranggawuni kemudian naik tahta sebagai penguasa Kerajaan Singasari pada tahun 1248 hingga 1272. Dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama, Ranggawuni juga dikenal sebagai Wisnuwardhana. Saat Ranggawuni menjadi penguasa Kerajaan Singasari, ia memerintahkan penghancuran keris Mpu Gandring dengan cara membuangnya ke kawah. Ranggawuni percaya bahwa keris telah menjadi sumber kemarahan di pemerintahan Singasari.
Nah, seperti kutukan Mpu Gandring, 7 orang dibunuh oleh Keris Mpu Gandring. Di antara korban Keris Mpu Gandring adalah Mpu Gandring, Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Ken Arok, Ki Pengalasan, Anusapati dan Tohjaya.
Itulah sejarah lengkap yang dimiliki oleh pusaka sakti Keris Mpu Gandring yang tersohor sebagai senjata pencabut nyawa para penguasa kerajaan Singasari, semoga bermanfaat terimakasih!
(PKL Mutiara Julianti)