sumedangekspres – Profile Lengkap, jika sebelumnya dunia dakwah didominasi oleh peran laki-laki, kini perempuan juga mulai ikut berpartisipasi.
Salah satunya adalah hadirnya ustazah baru yang muncul di awal tahun 2022, yaitu Ning Umi Laila. Video ceramahnya menjadi viral di banyak jejaring sosial, termasuk Youtube dan Tiktok.
Dilansir dari kanal YouTube NU Jember, nama lengkapnya adalah Umi Lailatul Rahmah Hadi dan biasa dikenal dengan Ning Umi Laila.
Baca Juga:5 Pakaian Baju Adat Jawa Barat Terlihat AnggunHutan Bambu dan Kebun Anggrek Tanjung Medar, Sumedang: Keindahan Tak Tertandingi dengan Harga Tiket Terjangkau
Profile Lengkap, Ning sendiri adalah sapaan untuk putri seorang kyai, ulama atau ustadz.
Tak heran jika ia merupakan putri pertama mendiang KH. Edi Rahmatullah, M.SI yang akrab disapa Kyai Granat dan Nyai Sulastri, keduanya adalah pendakwah yang terkenal semasa hidupnya.
Tak hanya itu, ayahnya juga aktif di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di Surabaya.
Saat ini Ning Umi Laila belum genap berusia 23 tahun. Ia lahir di Surabaya pada tanggal 8 Agustus 2000 dan merupakan anak sulung dari dua bersaudara bernama Nabil Rahmatullah dan Ali Ziviar Rahmatullah.
Dalam sebuah ceramah, Ning Umi Laila mengatakan bahwa sejak kecil ia sering diajak ayahnya untuk berceramah. Pengalaman ini mengenalkannya pada dunia dakwah dan menginspirasinya untuk belajar lebih banyak.
Pada suatu kesempatan, ketika dia duduk di kelas dua SMP, ibunya jatuh sakit dan tidak dapat memenuhi undangan untuk berbicara dengan suaminya.
Panitia meminta Kyai Granat untuk memberikan presentasi kepada Ning Umi Laila. Meski sulit karena dia masih sangat muda saat itu, dia menerimanya. Tak disangka jamaah menyukai cara beliau menyampaikan dakwah karena sangat kekinian namun tetap tidak mengesampingkan materi ceramahnya.
Baca Juga:Jarak Hutan Bambu dan Kebun Anggrek Di Pusat Kota Ke Tanjung Medar SumedangHutan Bambu dan Kebun Anggrek di Tanjung Medar, Sumedang
Dia juga mulai memberikan presentasi bersama (duet) dengan ayahnya, namun setelah ayahnya meninggal, dia mulai memberikan presentasi sendirian.
Gaya bicaranya ala milenial, namun dituturkan dalam bahasa Jawa dengan logat Suroyoan yang kental, membuatnya menjadi da’i favorit jemaah, terutama ibu-ibu.