Tanaman pelindung membantu menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan pohon kakao, terutama di daerah berbukit dengan intensitas cahaya matahari yang tidak terlalu tinggi.
Terlalu banyak sinar matahari dapat menghambat pertumbuhan tanaman kakao.
Proses penanaman pohon kakao dimulai dengan membersihkan alang-alang dan rumput liar di kebun.
Kemudian, lubang berukuran 60 x 60 x 60 cm digali untuk menanam benih pohon kakao. Benih ini ditempatkan di lubang yang sudah diberi pupuk kompos dan kotoran sapi.
Baca Juga:Yuk Pergi Ke Agrowisata Kebun Coklat di Sumedang Ini! Sut Ada Rahasia Bisnisnya Juga!Yuk Kita Keliling Ke Wisata Agrowisata Kebun Coklat di Kaki Gunung Palasari Sumedang!
Setelah benih tumbuh menjadi bibit berukuran 1 – 1,5 meter, sekitar usia 6 bulan, dilakukan pemupukan.
Pohon kakao juga perlu dipangkas untuk menjaga pertumbuhannya yang optimal.
Pada usia 3 tahun, pohon kakao sudah mulai berbuah dan dapat dipanen. Buah kakao yang siap dipanen adalah yang sudah matang dan mengalami perubahan kulit buah.
Fermentasi dilakukan setelah biji kakao diambil dari buahnya. Biji kakao direndam atau difermentasi selama sekitar satu minggu untuk menghasilkan biji berkualitas.
Meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para petani, terutama kurangnya perhatian dari pemerintah setempat dalam mendukung dan mengembangkan potensi ini, potensi bisnis budidaya kakao tetap cerah.
Serangan lalat buah juga menjadi tantangan bagi para petani. Namun, dengan perawatan yang tepat dan dukungan dari pemerintah, budidaya kakao di Desa Segulung diharapkan tetap menjadi wilayah penghasil kakao terbaik.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, petani kakao seperti Wijianto tetap optimis dengan potensi bisnis kakao, mengingat permintaan yang terus meningkat untuk bahan baku cokelat.
Harga biji kakao kering pun relatif stabil dan menjanjikan, sehingga bisnis ini tetap menarik bagi para pelaku usaha.