* *Mendobrak Miskonsepsi HOTS bagi Para Guru SD di Kabupaten Sumedang.
SUMEDANG- 22 Agustus 2023, bertempat di SDN Gudang Kopi 2 Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang kegiatan ini dilaksanakan dengan peserta 32 orang Guru SD di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan.
Panitia pelaksana kegiatan ini adalah Tim Dosen UPI Kampus Sumedang: Dr. Isrok’atun, M.Pd., Cucun Sunaengsih, M.Pd., Dr. Maulana, M.Pd., Aah Ahmad Syahid, M.Pd., dan Dety Amelia K, S.S., M.Pd.
Dibantu beberapa mahasiswa, bekerja sama dengan Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Kab. Sumedang. Serta dukungan penuh dari Ibu Popon Rohaeti, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Gudang Kopi 2, sebagai fasilitator kegiatan.
Baca Juga:Plaza Asia Gelar Lomba Karaoke CountryPadasuka Gelar Lomba Gerak Jalan dan Pentas Seni
Biaya kegiatan ini berasal dari dana yang tersedia di UPI Tahun Anggaran 2023. Latar Belakang Kegiatan PkM-BI.
Ada tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang bisa diaplikasikan, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi.
Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Sumedang Jawa Barat dan kaitannya dengan tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang bisa diaplikasikan, rinciannya adalah sebagai berikut. Posisi Pilihan IKM oleh sekolah-sekolah SD di Kabupaten Sumedang.
Jumlah SD di Kabupaten Sumedang total 359 (SDN & SD swasta), jumlah SD Negeri 352 sekolah Mandiri belajar 202 Sekolah dan Mandiri Berubah 150 sekolah. Jumlah SD Swasta 7 Sekolah Mandiri Belajar 1 sekolah dan Mandiri Berubah 6 sekolah.
Kurikulum Merdeka atau yang sering disebut dengan istilah IKM adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal jika peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Siswa bisa memilih mata pelajaran apa yang ingin dipelajari dan sesuai dengan minat serta bakatnya.
Sementara pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap fase, adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa itu sendiri, yaitu dengan pembelajaran berdiferensias.
Inti pelaksanaannya yaitu dengan memberikan berbagai kegiatan proses belajar mengajar sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan sebagai ajang melatih dan mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi, atau yang lebih kita kenal dengan istilah HOTS-Higher Order Thinking Skills. Karena kegiatan seperti inilah yang akan sangat relevan dengan tuntutan pembelajaran abad-21.