Situs Gunung Padang kabarnya merupakan situs sejarah yang berusia 10 ribu tahun. Gunung Padang dipercaya melalui proses pembuatan di masa yang sama dengan situs Göbekli Tepe di Turki, yaitu pada 8000 SM.
Dengan begitu, usia gunung ini lebih tua jika dibandingkan dengan Piramida di Mesir yang dibangun sekitar 2500 SM. Penemuan pertama kali situs gunung ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914 soal Wisata Sejarah Kelas Dunia, Gunung Padang Masuk 50 Besar ADWI.
Namun, sempat terlupakan di tahun 1979 hingga beberapa warga sekitar menemukan keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar. Batu tersebut memiliki berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang akhirnya dilaporkan ke pihak kebudayan setempat.
Baca Juga:Perkuat Seni Budaya Jabar, Riksa Budaya Berhasil Sertifikasi 156 TradisiProgram pemberdayaan UMKM, Dongkrak Nama Fitra di Masyarakat
Kabarnya areal situs ini memiliki luas sebesar 3 hektare sehingga menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Lokasi situs yang berbukit-bukit curam, sulit dijangkau, dan memiliki banyak batu andesit besar berbentuk persegi, membuat warga sekitar menganggap situs ini menjadi tempat keramat.
Pada tahun 2018, situs ini resmi memiliki sertifikat sebagai cagar budaya yang membuat namanya berubah menjadi Cagar Budaya Nasional Gunung Padang.
Jika hendak berkunjung ke sini, harus berkendara selama kurang lebih 1 jam 30 menit dari pusat kota Cianjur. Serupa dengan beberapa objek wisata sejarah, Situs Gunung Padang tidak menetapkan tarif mahal untuk para wisatawan.
Kemudian, untuk jam operasionalnya situs sejarah yang satu ini buka setiap hari. Lokasi wisata sejarah ini memiliki fasilitas cukup baik. (and)