Karena itu, peran penting Konferensi Asia-Afrika dengan hasil dan pengaruhnya kepada perdamaian dunia dipertahankan secara abadi di Museum Konferensi Asia-Afrika.
Peresmian Museum Konferensi Asia-Afrika
Sejak Konferensi-Asia Afrika pada 1955, Profesor Mochtar Kusumaatmadja sebagai Menteri Luar Negeri RI pada 1978 sampai 1988 sering bertemu dan terlibat dalam beberapa diskusi dengan para pemimpin Asia-Afrika.
Mereka sering menanyakan tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung yang menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Diskusi sering diakhiri dengan keinginan mereka untuk bisa berkunjung ke Bandung dan Gedung Merdeka.
Baca Juga:Citarasa Kuliner Unik Bandung : Makanan Kaki Lima Terlezat Rasa Bintang 5 di BandungMenyelusuri Kebun binatang Bandung: Banyak Atraksi Hewan yang Menakjubkan
Terinspirasi oleh keinginan tersebut Mochtar lalu membicarakan inisiatifnya untuk mendirikan Museum Konferensi Asia-Afrika. Gagasan tersebut disampaikan dalam rapat Panitia Peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Konferensi Asia Afrika pada 1980 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Profesor Haryati Soebadio sebagai perwakilan Departemen Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Ide pendirian Museum Konferensi Asia-Afrika dicetuskan oleh Joop Ave, Ketua Pelaksana Dies ke-25 bekerjasama dengan Dinas Penerangan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjajaran. Perencanaan teknis dan pelaksanaannya dilakukan oleh PT Decenta, Bandung.
Museum Konferensi Asia-Afrika diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980 sebagai puncak dari peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika. Pada 18 Juni 1986, kewenangan museum dikembalikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kepada Departemen Luar Negeri, berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Luar Negeri Nomor: 62/ OR/ VI/ 86/ 01 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0419a/ U/1986.
Fasilitas Museum Konferensi Asia-Afrika
Ruang Pameran Permanen
Museum Konferensi Asia-Afrika memiliki ruang pameran permanen yang menampilkan koleksi benda dan foto dokumenter Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, dan Konferensi Asia-Afrika 1955. Ruang pameran juga menampilkan:
Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia-Afrika.
Dampak Konferensi Asia-Afrika bagi dunia internasional.
Gedung Merdeka dari masa ke masa.
Profil negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika yang dimuat dalam multimedia.
Diorama Pembukaan Konferensi Asia-Afrika 1955.
Perpustakaan
Untuk mendukung kegiatan Museum Konferensi Asia-Afrika pada 1985, Abdullah Kamil (Duta Besar Indonesia di London) memberikan ide untuk menyediakan perpustakaan. Perpustakaan tersebut berisi banyak buku tentang sejarah, sosial, politik, dan budaya negara-negara Asia-Afrika dan lainnya.