Lewat lagu-lagu seperti “Fingertips,” Lana merenung tentang eksistensi dan kerapuhan manusia.
Ia bertanya apakah kita bisa mencegah kepunahan telomere, ujung DNA yang menjaga kromosom tetap stabil.
Dalam lagu “Sweet,” Lana menggambarkan karakter perempuan sederhana yang berbeda dari citra glamor Lana.
Baca Juga:Di Hadapan Presiden Joko Widodo, Dirut PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Tanah AirAnies Timnya Seperti Avengers, TPN Belum Ada Titik Terang
Lana Del Rey telah menjadi pionir bagi penyanyi perempuan dengan gaya musik serupa.
Album kesembilan ini menggambarkan dirinya dengan lebih transparan. Identitasnya sebagai Elizabeth Grant dan Lana Del Rey semakin menyatu, menghapus batas antara keduanya.
Selama lebih dari satu dekade, Lana telah menciptakan semesta musik yang penuh cerita dan nuansa.
Pada tahun 2021, ia bahkan memutuskan untuk mengunci akun Instagramnya, menghindari pengaruh yang tidak relevan bagi karyanya.
Ia ingin fokus pada apa yang bermakna baginya, bukan sekadar mencari validasi di dunia media sosial.
Album terbaru Lana menghadirkan dirinya yang lebih rapuh dan jujur. Enigma yang dulu melekat padanya seakan tidak lagi relevan.
Lana Del Rey adalah sosok yang telah memengaruhi generasi penyanyi perempuan dan terus mengubah wajah musik pop dengan cerita-cerita dalam liriknya.
Baca Juga:Lana Del Rey Terkenal Karena Apa? Masa Iya Karna KontroversiBojan Hodak Girang Jelang Lawan Arema FC, Persib Siap Pamer Kekuatan
Album kesembilan ini adalah jawaban atas pertanyaan, “Siapa, sih, Lana Del Rey?” Lana adalah Elizabeth Grant, seorang perempuan dengan kerapuhan dan kejujuran yang mengalir dalam musiknya. Simak album ini dengan teliti, dan Anda akan melihat identitas sejati di balik persona glamor.