Capres Anies Baswedan: Untuk Negara yang Bersahabat dengan Semua Unsur, Termasuk Ulama

Capres Anies Baswedan: Untuk Negara yang Bersahabat dengan Semua Unsur, Termasuk Ulama
Capres Anies Baswedan: Untuk Negara yang Bersahabat dengan Semua Unsur, Termasuk Ulama (ist/instagram/aniesbaswedan)
0 Komentar

sumedangekspres – Dalam sebuah acara Maulid Nabi dan Haul Qudbil Anfas Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Atthos yang ke-373 di Majelis Darul Musthofa al Madinatul Munawaroh, Jakarta Selatan, Anies Baswedan, yang dikenal sebagai salah satu calon presiden (capres) yang tengah muncul, menyampaikan visinya tentang negara yang bersahabat dengan semua unsur, termasuk ulama. Pernyataan ini mencerminkan cita-cita Anies untuk menciptakan negara yang damai, adil, dan harmonis di mana ulama dihormati dan tidak dimusuhi.

Anies Baswedan dalam sambutannya pertama kali menegaskan keinginan untuk mewujudkan negara yang menghormati seluruh elemen. Hal ini mencakup seluruh sektor masyarakat tanpa terkecuali. Visinya adalah negara inklusif dimana seluruh warga negara dapat hidup berdampingan tanpa adanya perbedaan yang dapat merugikan salah satu pihak.

Namun, Anies tak berhenti sampai di situ. Ia juga mengkhususkan diri dalam persahabatannya dengan ulama dan pemimpin agama. Menurutnya, negara harus menjaga peran dan kontribusi ulama dalam membimbing umat dan menjaga nilai-nilai agama. Anies sebenarnya ingin negara tidak memusuhi ulama, tapi tetap menjaga kerja sama yang harmonis.

Baca Juga:Gangguan Makan sebagai Tanda Gangguan Mental pada Anak. Simak Penjelasannya!Bermain di Alam Terbuka: Dampak Positif Terhadap Kesehatan Mental Anak

Selain itu, Anies juga menekankan pentingnya menjadikan suatu negara sebagai platform. Sesuai visinya, keadilan harus dihormati di seluruh lapisan masyarakat, tanpa diskriminasi.
Anies menilai pemerataan bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk mencapai keseimbangan sosial yang berkelanjutan. Anies Baswedan menentang keras anggapan bahwa negara harus beroperasi di bawah bayang-bayang ketakutan.

Istilah ini mengacu pada masa ketika negara-negara dapat mencapai stabilitas melalui kekerasan namun dengan menanamkan rasa takut. Anies menyatakan tak ingin melihat kembali masa lalu yang bisa jadi dilandasi represi dan kontrol berlebihan.

Dalam sambutannya, Anies juga menyebut bahwa kemandekan selama 30 tahun bisa jadi karena rasa takut, dan dengan tegas menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah jalan yang ingin diambilnya. Sebaliknya, ia mengusulkan pembangunan negara yang lebih kuat, berdasarkan nilai-nilai inklusi, keadilan, dan kerja sama yang erat antara semua pihak.

Pernyataan Anies Baswedan di acara Maulid Nabi dan Haul Qudbil Anfas Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Atthos memaparkan visinya untuk mewujudkan negara yang berbudi luhur dan harmonis, tidak sekedar ramah bersahabat kepada seluruh anggotanya termasuk para ulama, namun juga mengutamakan nilai-nilai keadilan dan bukan berdasarkan rasa takut. Cita-cita tersebut jika terwujud dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan damai.

0 Komentar