Kembali Terjadi! Siswa SMK Merokok di Kelas Berujung Pemukulan Guru

Siswa SMK Merokok di Kelas Berujung Pemukulan Guru
Siswa SMK Merokok di Kelas Berujung Pemukulan GuruSiswa SMK Merokok di Kelas Berujung Pemukulan Guru (ist/pin/newspepper.gr)
0 Komentar

sumedangekspres – Sebuah kejadian kontroversial kembali menggemparkan dunia pendidikan. Di Bima, Nusa Tenggara Barat, ketika seorang siswa dari SMK Negeri 1 Woha memukul gurunya sendiri, Muhammad Sofyan. Insiden ini menjadi viral setelah diunggah oleh seorang guru, Ady Romansyah, melalui media sosial Facebook.

Muhammad Sofyan, guru di SMKN 1 Woha, Bima, NTB, menjadi korban pemukulan oleh siswa berinisial MH yang berusia 16 tahun. Kejadian ini bermula saat Sofyan hendak memulai sesi pengajarannya dan menemukan MH merokok di dalam kelas.

Sofyan menyampaikan bahwa saat dia menegur para siswa yang merokok, dia tidak menggunakan kata-kata kasar. Sebaliknya, siswa MH-lah yang kemudian melontarkan kata-kata kasar kepada guru mereka. Ketegangan meningkat, dan situasi berakhir dengan pemukulan yang menggemparkan.

Baca Juga:Puluhan Jamaah Umrah Asal Jambi Terlantar di Jeddah Kembali ke Tanah AirKH Abdul Chalim: Pahlawan Nasional Asal Majalengka Jawa Barat

Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Woha, Bima, NTB, oleh pihak sekolah. Meskipun demikian, kasus ini akhirnya berakhir damai, dan siswa tersebut dibina di Polsek Woha. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan sanksi dengan mengeluarkan skorsing terhadap pelaku.

Kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan terkait etika dan disiplin di sekolah. Seiring tersebarnya berita tersebut, banyak pihak yang mengutuk kekerasan terhadap guru, sementara pihak lain berpendapat perlunya sanksi tegas untuk menjaga ketertiban di sekolah.

Kasus ini juga mengangkat persoalan perilaku siswa di lingkungan pendidikan, khususnya terkait penggunaan benda terlarang di sekolah.

Semoga kejadian ini dapat memotivasi sekolah dan masyarakat untuk lebih giat mendidik siswa tentang etika dan disiplin.

Penting untuk diingat bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai moral.

Meski kejadian ini berakhir damai, namun dapat menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengelolaan konflik di sekolah.

0 Komentar