sumedangekspres – Dalam pernyataannya baru-baru ini, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan perlunya segera menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di dunia kerja. Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk mengurangi angka pengangguran yang menghantui generasi muda di Indonesia.
Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Agustus 2023, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka yang mencemaskan, yakni 7,86 juta orang dari total angkatan kerja sebanyak 147,71 juta orang. Angka ini terutama didominasi oleh penduduk usia 15-24 tahun atau yang termasuk dalam generasi Z.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2023 sebesar 5,32%, turun dibandingkan Agustus 2022 sebesar 5,86%. Meski mengalami penurunan, angka tersebut masih mengkhawatirkan dan menunjukkan perlunya upaya khusus untuk mengatasi permasalahan pengangguran di kalangan generasi muda.
Baca Juga:Kritik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Terhadap Mahkamah Konstitusi: Manipulasi Hukum Kembali TerjadiTimnas Indonesia Bawa 14 Pemain Asal DKI Jakarta Menuju Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Irak
Lestari Moerdijat berpendapat bahwa salah satu penyebab Generasi Z belum mampu berintegrasi ke dalam pasar tenaga kerja adalah karena tidak adanya keterkaitan antara sistem pendidikan yang diterapkan saat ini dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Ia menegaskan, situasi ini harus menjadi perhatian semua pihak, karena jika tidak segera diatasi, berisiko menjadi beban proses pembangunan negara. Pentingnya membangun hubungan dan kesesuaian antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja tidak dapat diabaikan.
Langkah-langkah khusus harus diambil untuk memastikan bahwa program pendidikan mencakup keterampilan dan pengetahuan yang memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan. Pendidikan karir, magang dan program pelatihan yang terintegrasi dengan industri harus ditingkatkan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi realitas dunia kerja yang kompleks.
Selain itu, keterlibatan aktif industri dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan praktis dapat menjadi solusi yang efektif. Kemitraan antara lembaga pendidikan dan industri dapat memfasilitasi masuknya lulusan ke dunia kerja, membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan.
Menghadapi tantangan pengangguran ini, peran pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri sangatlah penting. Sinergi ketiga pihak akan membentuk ekosistem pendidikan dan pelatihan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja, memberikan peluang lebih besar bagi generasi muda untuk mewujudkan potensinya dan mendukung perkembangannya, mengembangkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.