sumedangekspres – Musim Kemarau Menghentikan Operasional Pembenihan Ikan di Sumedang Antara Tantangan dan Peluang, Musim kemarau yang melanda beberapa wilayah di Indonesia telah membawa konsekuensi serius bagi sektor perikanan, terutama di dua lokasi pembenihan ikan milik Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Sumedang.
Ketersediaan air yang terbatas telah memaksa kedua lokasi pembenihan, yaitu pembenihan lele di Tegalkalong dan pembenihan ikan mas di Cilengkrang Wado, untuk berhenti beroperasi.
Musim Kemarau Menghentikan Operasional Pembenihan Ikan
Menurut Kepala UPTD Balai Benih Ikan Kabupaten Sumedang, Asep Kurniawan, kondisi saat ini telah memaksa fokus operasional pada satu lokasi pembenihan di Desa Girimukti yang menghasilkan benih ikan nila.
Baca Juga:Kedai Kopi Akar Tangkal di Sumedang Menghadirkan Lezatnya Kopi Sambil Menikmati Keindahan GunungMenanam Kebaikan FK-BPPN Menanam 100 Bibit Pohon
Hal ini karena ketersediaan air sungai Cipeles yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air di lokasi tersebut.
Namun, kendala muncul pada lokasi pembenihan lainnya di Tegalkalong dan Cilengkrang, dimana ketersediaan air berasal dari sumur dan selokan, yang saat ini terkendala akibat kemarau.
Asep menjelaskan bahwa jenis ikan nila menjadi pilihan utama masyarakat karena aspek ekonomisnya yang menguntungkan.
Harganya yang tinggi dan minim durinya membuat ikan ini diminati secara luas.
Namun, tantangan ketersediaan air selama musim kemarau menghambat perkembangan pembenihan ikan tersebut.
Meskipun begitu, Asep berharap jika ketersediaan air kembali normal, pengembangan di lokasi pembenihan yang terhenti bisa dilanjutkan.
Adapun permintaan akan benih ikan saat ini masih dapat dipenuhi, terutama dengan adanya pola perikanan yang masih banyak dilakukan oleh warga di kolam-kolam pribadi.
Baca Juga:SE(MATA)N: Meretas Pandangan Baru dalam Seni Rupa Melalui Karya Jeihan SukmantoroBandung Tangkas Tangkis Tengkes: Menumbuhkan Kepedulian Masyarakat dalam Mencegah Stunting
Sayangnya, manajemen kolam air deras masih belum sepenuhnya berorientasi pada aspek bisnis, yang menyebabkan kurangnya pengembangan secara komersial.
Kondisi ini menegaskan pentingnya upaya pemerintah dan kesadaran bersama dalam pengelolaan sumber daya alam, terutama air, dalam mendukung keberlanjutan sektor perikanan.
Perlu terobosan dan investasi lebih lanjut dalam teknologi dan infrastruktur agar pembenihan ikan dapat beroperasi secara optimal, bahkan di tengah tantangan musim kemarau sekalipun.
Selain itu, pendekatan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat mengenai manajemen dan pengelolaan kolam secara berkelanjutan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi permasalahan ketersediaan air saat musim kemarau.