sumedangekspres-Nilai tukar rupiah saat ini, Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring dengan derasnya arus modal asing ke dalam negeri (inflow). Kini dolar AS sudah berhasil menyentuh level Rp15.400.
Bagaimana perkiraan ke depan?
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro menjelaskan, pergerakan nilai tukar kini cukup bergantung terhadap situasi global, khususnya kebijakan dari Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed).
Inflasi AS turun ke level 3,2% secara year on year (yoy) dari yang sebelumnya 3,7%. Hal ini membuat pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan AS (fed fund rate) tidak ada kenaikan lagi.
Baca Juga:Kabar terbaru mantan Kaesang: Benarkah fokus jadi content creator?Harga BBM di kabupaten Sumedang 2023
“Setelah angka inflasi kemarin keluar sih mestinya gak ada lagi kenaikan FFR. Market udah banyak yang priced in juga,” terangnya
Di sisi lain, instrumen di dalam negeri semakin beragam untuk menarik inflow. Antara lain kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). “Sudah ada yang masuk dan cukup membantu juga utk penambahan likuiditas valas di market,” ujarnya.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 13 – 16 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,33 triliun (beli neto Rp2,49 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,87 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp3,97 triliun di Sekuritas Rupiah (SRBI).
Hal ini berkebalikan dengan data transaksi 6 – 9 November 2023 yang tercatat investor asing mencatat net sell sebesar Rp 1,27 triliun. Mereka keluar dari pasar domestik baik di pasar SBN maupun di pasar saham.
Catatan net buy sebesar Rp 7,33 triliun pada pekan ini adalah yang tertinggi sejak pekan pertama Mei 2023 atau lebih dari enam bulan terakhir.
Hal senada juga diutarakan oleh Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia. Pada akhir tahun diperkirakan dolar AS akan berada di level Rp15.507. “Akhir tahun rupiah akan berada di kisaran level Rp15.507,” ujarnya.
Penguatan bisa terus berlanjut kalau tidak lagi ada kenaikan suku bunga acuan AS. Negara emerging market seperti Indonesia akan kembali menjadi tujuan investor dalam penempatan modal.