Dampak Kenaikan Harga Kedelai: Keluhan Pedagang dan Harapan Stabilitas

Dampak Kenaikan Harga Kedelai
Dampak Kenaikan Harga Kedelai (ist/pin/segs.com.br)
0 Komentar

sumedangekspres – Kenaikan harga kedelai tidak hanya membebani pemilik pabrik tahu dan tempe, tetapi juga merambah ke pedagang di Pasar Cikurubuk di Kabupaten Tasikmalaya.

Dampaknya pun mereka rasakan secara langsung, terutama dalam menentukan harga jual produknya.

Selain itu, pabrik tahu dan tempe telah mengambil tindakan drastis untuk mengurangi ukuran produk sehingga menimbulkan keresahan di kalangan pedagang dan konsumen.

Baca Juga:RSUD dr. Soekardjo Terkendala Masalah Keuangan: Suplai Obat Menipis Akibat UtangFestival Tembakau Sumedang: Membuka Peluang Baru dalam Perekonomian Daerah

Menurut penjual tempe Cikurubuk Arman Maulanan (38), harga kedelai mengalami kenaikan dalam dua hingga tiga bulan terakhir.

Harga tahu dan tempe yang dijual sejak saat itu belum stabil. Pedagang terpaksa menaikkan harga jualnya sesuai dengan kebijakan produsen, namun kekhawatiran yang lebih besar adalah mengurangi ukuran produk dengan harga yang lebih tinggi.

Dampaknya tidak hanya berdampak pada tingkat pendapatan, namun juga menyebabkan pelanggan mengungsi sehingga berdampak pada penurunan penjualan secara signifikan.

Arman mengungkapkan, sebelumnya ia menjual tahu dengan harga Rp 4.000 per bungkus. Namun kini harganya harus dinaikkan menjadi Rp 5.000 per bungkus.

Begitu pula dengan harga tempe yang sebelumnya ukuran paling kecil dijual Rp1.500 dan ukuran paling besar Rp15.000, kini harus disesuaikan dengan kenaikan harga kedelai dari Rp10.200 menjadi Rp12.700 per kilogram.

Bukan hanya Arman, pedagang lain juga merasakan beban yang sama.

Kenaikan harga dan penurunan ukuran produk menyebabkan banyak pelanggan memilih pilihan lain untuk makanan sehari-hari mereka.

Kehilangan pelanggan bukan hanya kerugian finansial, namun juga mempertanyakan kelangsungan usaha para pedagang di tengah ketidakpastian pasar.

Baca Juga:Dampak Puting Beliung di Sumedang, Kenali juga Ciri, Dampak, dan Antisipasinya!Ridwan Kamil: Antara Tantangan Politik dan Komitmen Regional

Namun tidak semua pelanggan kapok membeli tahu dan tempe. Beberapa pedagang terus menerima pesanan dari warung makan dan pelanggan tetap yang memahami nasib para pedagang.

Dalam situasi ini, para pedagang berharap pemerintah bisa turun tangan mengendalikan harga kedelai agar stabil kembali.

Stabilitas harga kedelai tidak hanya menguntungkan pedagang, tetapi juga menjamin kembalinya konsumen dan setidaknya kembalinya ukuran tahu dan tempe ke tingkat normal.

Tindakan nyata yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat membawa solusi bagi semua pihak dalam rantai pasok tahu dan tempe sehingga keberlangsungan usaha tetap terjaga di tengah kondisi perekonomian yang sulit.

0 Komentar